SOLOPOS.COM - Tugu Soeharto yang terletak di Muara Kaligarang, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, sering digunakan untuk kungkum atau beredam ketika malam 1 Sura. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Bagi kebanyakan masyarakat Jawa, malam 1 Sura identik dengan malam yang sakral. Banyak masyarakat di Jawa yang menggelar tirakat atau tirakatan di sejumlah tempat yang dianggap sakral atau keramat pada malam 1 Sura, tak terkecuali di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Di Kota Semarang, Jateng, ada satu lokasi yang dianggap sebagai destinasi favorit untuk menggelar tirakat pada malam 1 Sura. Lokasi itu tak lain adalah Tugu Soeharto yang terletak di muara Sungai Kaligarang, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada malam 1 Sura tahun 2022 yang jatuh pada Jumat (29/7/2022) malam, lokasi ini pun dipastikan akan ramai didatangi warga yang menggelar tirakat atau ritual. Tirakatan itu dilakukan warga dengan cara menggelar ritual berendam di sungai yang berada di bawah Tugu Suharto, Kota Semarang.

Tugu Soeharto ini dibangun di sungai yang menjadi pertemuan dua arus sungai, yakni Sungai Ungaran dan Sungai Kreo. Kedua sungai itu menyatu di muara Sungai Kaligarang, Kota Semarang, sehingga dipercaya warga mampu memberikan tuah bagi siapa saja yang berendam di bawah tugu itu atau di muara sungai tersebut.

“Kenapa mandi di sana [Tugu Soeharto], karena ada sumber pertemuan dua sungai [Ungaran dan Gunungpati atau Gua Kreo]. Sudah jadi kepercayaan orang Jawa, selain sumber sumur tujuh [pancuran tujuh],” kata tokoh masyarakat di sekitar Tugu Suharto kepada Solopos.com, Kamis (28/7/2022).

Baca juga: Catat! Ini Rute Kirab Malam 1 Sura Keraton Solo dan Pura Mangkunegaran

Sukarno menuturkan air yang ada di Sungai Kaligarang atau sekitar Tugu Soeharto itu memiliki dua hawa, yakni dingin dan hangat. Oleh karenanya, ada mitos siapa yang mampu berendam semalaman di sungai itu akan terkabul keinginannya.

Mitos

“Jadi banyak yang percaya jika berendam atau menggelar tirakat di situ bisa berhasil atau sukses,” ujarnya.

Terkait syarat-syarat khusus untuk mandi di Tugu Soeharto Semarang, Sukarno menyebut pelaku ritual hanya perlu menyediakan bunga dan menyan. Persyaratan itu dibutuhkan sebagai sarana komunikasi dengan mahkluk gaib agar keinginannya tercapai.

Baca juga: Sebelum Jadi Presiden, Pak Harto Bertapa di Empat Puncak Gunung Lawu

Sementara itu, keberadaan Tugu Soeharto yang menjadi tempat favorit warga di Semarang untuk menggelar tirakatan malam 1 Sura itu tak bisa dilepaskan dari sosok Presiden Ke-2 RI, Suharto. Konon, Tugu Soeharto menjadi lokasi tempat persembunyian Soeharto kala masih menjadi tentara dari kejaran pasukan Belanda.

Namun ada juga yang menyebut jika Tugu Soeharto didirikan seorang tokoh bernama Rama Diyat, yang menjadi pengikut Soeharto kala menjabat sebagai Pangdam Diponegoro pada tahun 1956 hingga 1960. Rama Diyat kabarnya termasuk guru spiritual kejawen yang cukup terkenal di Semarang kala itu.

Rama Diyat konon juga menjadi salah satu penasihat atau pembimbing spiritual Presiden Soeharto. Ia mendirikan Tugu Soeharto pada 30 September-1 Oktober 1965. Sedangkan lokasi berdirinya Tugu Soeharto itu diyakini merupakan tempat ritual kungkum atau berendam para pengikut Rama Diyat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya