SOLOPOS.COM - Warga berkumpul di teras Kantor Desa Anggrasmanis, Kecamatan Jenawi, Karanganyar, belum lama ini. (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Anggrasmanis, sebuah desa tertinggal di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, ini memiliki nama yang cukup unik sehingga banyak yang penasaran dengan cerita sejarahnya.

Desa yang terletak di Kecamatan Jenawi ini masuk dalam kategori desa tertinggal di Bumi Intanpari berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) yang dirilis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) 2021.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Desa Anggrasmanis menempati peringkat 63.278 dari seluruh desa di Indonesia dengan nilai IDM 0,5505. Selain Anggrasmanis, ada desa satu lagi yang masuk dalam kategori desa tertinggal, yakni Desa Jantiwarno di Kecamatan Jatipuro.

Baca Juga: Warga Dukuh di Desa Tertinggal Sragen Ini Dilarang Wayangan, Kenapa?

Masuk dalam kategori desa tertinggal di Karanganyar, sejarah penamaan desa ini juga terbilang unik hlo. Konon nama Anggrasmanis sendiri diambil dari hari jadinya.

Menurut Sutarno, yang pada 2015 menjabat Sekretaris Desa Anggrasmanis, masyarakat Anggrasmanis percaya desanya berdiri pada hari Selasa Legi. Hal itu tecermin dari nama desa itu sendiri.

Baca Juga:  Denny Caknan Bakal Manggung di Solo, Ini Jadwal dan Lokasinya!

“Selasa, dalam budaya Jawa dikenal juga dengan istilah anggoro. Sedangkan legi adalah nama pasaran Jawa. Legi artinya manis. Jika disatukan menjadi Anggoro Manis, Kemudian menjadi Anggrasmanis,” kata dia, sebagaimana diberitakan Solopos.com pada 2015 silam.

Sebagai informasi, lokasi desa tertinggal di Karanganyar ini berada di ujung tenggara Kecamatan Jenawi. Di sisi timur, wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Gumeng, Jenawi. Di sebelah barat berbatasan dengan Desa Jenawi, Jenawi. Sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sidomukti, Jenawi.

Baca Juga:  Zonasi PPDB 2022 SMA Negeri di Sragen, Yuk Cari Tahu!

Potensi dari desa ini adalah penghasil pisang. Bahkan saat ini masyarakat telah membuat pembibitan pisang secara serentak yang dimulai dari dusun Tempel. Di Anggrasmanis juga sedang digalakkan produksi makanan olahan pisang.

“Diharapkan potensi tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan mampu menarik perhatian masyarakat luas,” kata Wagimin, yang pada 2015 menjabat Kepala Desa Anggrasmanis,

Baca Juga:  Desa Jenar, Satu-satunya Desa Tertinggal yang Ada di Sragen

Saat ini makanan olahan yang sudah dikembangkan dari pisang ada dodol pisang, keripik pisang, selai pisang, dan abon dari bonggol pisang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya