SOLOPOS.COM - Suasana Peken Kucur di Lingkungan Pancuran, Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Minggu (16/10/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Peken Kucur atau Peken Kuliner Pancuran di Lingkungan Pancuran, Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri bisa menjadi pilihan bagi warga Kabupaten Sukses berburu kuliner pada Minggu pagi. Terletak tidak lebih dari 5 km dari pusat Kota Wonogiri, Pasar yang sudah ada sejak 2019 itu menyediakan berbagai macam olahan jajanan yang bisa memanjakan perut para pecinta kulineran di Wonogiri.

Ketua Paguyuban Pedagang Peken Kucur, Narni Setyowati, mengatakan Peken Kucur hanya dibuka setiap Minggu pukul 06.00 WIB-09.00 WIB. Ada belasan stan kuliner di Peken Kucur yang menyediakan berbagai macam makanan, mulai dari makanan ringan sampai makan berat.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pedagang di Peken Kucur merupakan ibu-ibu di Lingkungan Pancuran. Uniknya, saat berjualan di Peken Kucur, semua penjual mengenakan kebaya.

Kali pertama, Peken Kucur diselenggarakan bertepatan dengan Hari Ibu Nasional, 22 Desember 2019. Kala itu, Peken Kucur mulanya dilaksanakan dan diinisiasi ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk memperingati hari ibu.

“Melihat antusiasme warga yang tinggi dan para penjual juga merasa diuntungkan, Peken Kucur terus dilanjutkan. Hasilnya juga lumayan, bisa menambah pemasukan para ibu di Lingkungan Pancuran,” kata Narni saat ditemui Solopos.com di Peken Kucur, Lingkungan Pancuran, Minggu (16/10/2022).

Baca Juga: 4 Kuliner Khas yang Patut Dicoba Pengunjung di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

Dia melanjutkan, Peken Kucur sempat terhenti selama lebih kurang dua tahun akibat pandemi Covid-19. Peken Kucur mulai dibuka kembali, 18 September 2022.

Meski sempat terhenti, Peken Kucur tetap ramai ketika kembali dibuka. Perputaran uang di Peken Kucur bisa mencapai lebih dari Rp3 juta/hari.

“Omzet setiap pedagang bisa ratusan ribu. Ada yang sampai Rp500.000/hari. Saya sendiri jualan berbagai makanan seperti sop galantin dan nasi bakar. Tadi omzetnya sekitar Rp300.000,” ujar dia.

Ketua RW 006 Lingkungan Pancuran, Narto, menyampaikan Peken Kucur diselenggarakan warga Lingkungan Pancuran RT 001 dan 002 di RW 006. Para pedagang merupakan warga di lingkungan setempat. Sementara warga dari lingkungan atau daerah lain tidak diperkenan berjualan di Peken Kucur.

Baca Juga: 7 Kecamatan di Wonogiri Ini Jadi Sentra Batik

Tujuan Peken Kucur meningkatkan taraf perekonomian warga Lingkungan Pancuran. Warga yang memiliki keterampilan atau usaha kuliner diberi wadah di Peken Kucur menjual produknya.

“Tujuan utamanya itu. Meningkatkan taraf ekonomi warga sini. Memang kalau dilihat, hasilnya lumayan. Alhamdulillah meski sempat tutup selama pandemi, kami bisa buka lagi. Kemarin dibantu juga sama teman-teman KKN dari Univet Sukoharjo,” ujar Narto.

Ketua RT 001 di RW 006 Lingkungan Pancuran, Mariyo, mengatakan Peken Kucur selain berakronim Peken Kuliner Pancuran juga sebagai doa. Kucur juga berarti rezeki para warga di Lingkingan Pancuran diharapkan mengucur terus menerus.

“Walaupun yang jualan itu hanya warga Pancuran, pengunjung Peken Kucur justru banyak dari luar Pancuran. Tadi saja ada yang dari Kecamatan Ngadirojo dan Wonogiri. Mereka datang ingin kulineran di sini,” ungkap Narto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya