SOLOPOS.COM - ilustrasi virus corona atau Covid-19 (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sragen bersiap menghadapi puncak pandemi virus corona atau Covid-19. Oleh karenanya, pihak Gugus Tugas Sragen menerapkan aturan tegas untuk menekan jumlah kasus saat puncak pandemi seperti penggunaan masker hingga isolasi untuk pemudik.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyebut puncak pandemi corona di Sragen adalah pada Mei-Juni 2020. Saat ini, pihaknya tengah fokus untuk mengimbau masyarakat menaati peraturan pemerintah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Wisata Petik Kelengkeng di Sragen Ditutup, Petani Pilih Jual Online

Salah satu aturan yang ditegaskan adalah penggunaan masker saat keluar rumah. Yuni menyampaikan ada Negara yang berhasil mengatasi Covid-19 hanya dengan taat memakai masker. Dia mengajak seluruh elemen masyarakat selalu saling menjaga dan mengingatkan.

“Kita tidak boleh jemu mengingatkan warga untuk mentaati aturan pemerintah untuk pakai masker dan karantina mandiri bagi pemudik," katanya saat memberi penyuluhan terkait Covid-19 di Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Senin (20/4/2020).

"Saya sudah perintahkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan [Disperindag] agar semua di pasar wajib pakai masker baik penjual atau pembeli. Kalau tidak, tidak boleh jualan atau belanja ke pasar. Di tempat pelayanan publik juga demikian,” imbuhnya.

Tak Ada Pasien Meninggal Dunia, Begini Strategi "Perang" Vietnam Lawan Corona

Selain masker, Yuni juga mengimbau agar para pemudik menaati aturan untuk melakukan isolasi mandiri. Dia mengatakan setiap pemudik yang datang harus ke posko desa/kelurahan dulu untuk tanda tangani komitmen karantina mandiri.

Wajib Isolasi

Dia menyatakan kalau ada pemudik yang menolak tanda tangan komitmen isolasi mandiri itu maka tidak usah diterima masuk kampung. Bahkan, pemudik nakal itu bisa saja dikurung di ruangan angker.

“Kalau ada yang mau tanda tangan tetapi beberapa hari kemudian melanggar komitmen itu maka karantina diulangi dari awal. Kalau tidak mau lagi maka masukan ke gedung kosong dikunci dan diawasi babinsa,” katanya tegas.

1 Warga Positif Virus Corona, Boyolali Status Siaga

Yuni menyampaikan pemerintah tidak bisa menyetop pemudik untuk pulang kampung. Hampir semua wilayah di Indonesia menjadi zona merah. Jumlah pemudik Sragen sekarang per Minggu (19/4/2020) ada 16.162 orang dengan tambahan selama Sabtu-Minggu sebanyak 227 orang.

Di Plumbungan ada 86 pemudik dan 60 orang di antaranya lolos isolasi mandiri sehingga masih ada 26 orang yang masih menjalankan karantina mandiri. Lurah Plumbungan, Budiyanto, menyampaikan laporan pemudik dilaporkan lewat Whatsapp (WA). Bila terjadi gejala demam, batuk, kata dia, ketua RT segera melapor dan bidan desa yang datang untuk memeriksa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya