SOLOPOS.COM - Anies Baswedan bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dengan tajuk Silaturahmi Politik Anies-AHY di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Jumat (7/10/2022). (ANTARA/Boyke Ledy Watra)

Solopos.com, MALANG – Dua partai koalisi pemerintah Joko Widodo, PDIP dan Partai Nasdem, terlibat saling sindir terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pengamat politik yang juga Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam, menilai aksi saling sindir Nasdem dan PDIP pascadeklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden Nasdem merupakan bentuk rivalitas politik yang mengeskalasi perpolitikan tanah air.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

“Deklarasi Nasdem yang mengusung Anies Baswedan sebagai Capres tentu akan mengeskalasi perpolitikan Tanah Air,” kata Arif Nurul Imam di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ketika dihubungi, Selasa (11/10/2022).

Apalagi, kata Arif, bagi koalisi pemerintah termasuk PDIP, Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan adalah sebuah keberanian.

Baca Juga: Partai Nasdem Serahkan Anies Baswedan Pilih Cawapresnya Sendiri

“Hal ini karena kita tahu Anies merupakan sosok yang selama ini dianggap sebagai kontra pemerintah,” katanya, seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Sebelumnya, PDIP menyebut deklarasi itu mengganggu konsentrasi pemerintah mengatasi masalah ekonomi. Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto.

Dia menuding deklarasi itu sebagai sinyal Nasdem yang ingin agar Jokowi lekas diganti sebagai Presiden.

Baca Juga: PDIP Belum Tentukan Capres, Puan: Setiap Partai Punya Momentum

“Pernyataan Sekjen PDIP tersebut tentu menjadi menarik mengingat Nasdem selama ini menjadi pendukung pemerintah Jokowi namun dituding tidak loyal pada Jokowi,” kata Arif.

Menurut Arif, Nasdem dan PDIP sama-sama berkepentingan dalam suksesi Pilpres 2024, apalagi telah terlihat kemungkinan akan berbeda dalam poros politik nanti.

“Saya kira ini bentuk rivalitas politik antara Nasdem dengan PDIP, terkait Pilpres 2024 jadi lumrah saja sebagai dinamika politik,” katanya.

Baca Juga: Kabar Gembira, Pemerintah Pastikan Kartu Prakerja Berlanjut di 2023

Sementara itu, calon presiden dari Partai Golkar, Airlangga Hartarto jalan sehat bersama kandidat capres PDIP Puan Maharani di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (8/10/2022) pagi.

Pengamat politik Nyarwi Ahmad menyebut pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto itu membuka jalan koalisi antara PDIP dan Golkar menuju Pilpres 2024.

“Pertemuan keduanya bisa membuka jalan lebar koalisi antara PDIP dan Golkar menuju Pilpres 2024 mendatang,” kata Nyarwi dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Baca Juga: Pengamat Politik Menilai Duet Anies Baswedan-AHY Realistis

Menurutnya, pertemuan kedua tokoh itu bahkan sangat memungkinkan untuk menarik gerbong Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dipimpin oleh Golkar untuk menjalin blok koalisi politik yang lebih besar dengan PDIP.

Kondisi tersebut, kata Nyarwi, memungkinkan karena kedua partai yang ada dalam koalisi tersebut yakni PAN dan PPP, juga memiliki pengalaman bersama sebagai partai pendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) saat ini.

Koalisi antara PDIP dan Golkar untuk memajukan pasangan capres dan cawapres, katanya, sangat memungkinkan karena PDIP dan Golkar merupakan partai yang sama-sama dikenal sebagai partai nasionalis.

Baca Juga: Anies Baswedan Menolak ke Pilpres 2019, Siap Bertarung di Pilpres 2024

“(Partai) yang selalu lekat dengan narasi-narasi besar untuk memperkokoh semangat gotong royong, memperkokoh ikatan kebangsaan, dan melanjutkan agenda-agenda pembangunan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya