SOLOPOS.COM - Tiga petugas mengenakan alat pelindung diri saat menyemprotkan disinfektan di Masjid Kauman, Sragen, Senin (23/3/2020). (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN -- Pengurus di 1.732 dari total 2.776 masjid dan musala di Kabupaten Sragen nekat menggelar ibadah salat tarawih berjamaah hingga Senin (27/4/2020) di tengah pandemi corona.

Kementerian Agama (Kemenag) Sragen meminta mereka menghentikan kegiatan ibadah Ramadan tersebut. Sementara itu, hingga Minggu (26/7/2020) jumlah kasus positif corona di Sragen mencapai 10 orang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Jumlah masjid/musala yang nekat menggelar tarawih berjamaah itu mencapai lebih dari 60% dari total masjid/musala di Kabupaten Sragen.

Lantaran itu, Kantor Kemenag Sragen menerjunkan 162 penyuluh agama untuk melakukan pendekatan persuasif kepada takmir masjid dan musala/langgar supaya menjalankan salat tarawih berjamaah di rumah masing-masing.

250 Masjid di Karanganyar Ajukan Izin Penyelanggaraan Ibadah Ramadan

Penjelasan tersebut disampaikan Koordinator Posko Siaga Covid-19 Kantor Kemenag Kabupaten Sragen, Ahmad Ulin Nur Hafsun, saat berbincang dengan Solopos.com di Kantor Kemenag Sragen, Senin. Ulin, sapaan akrabnya, menyampaikan jumlah masjid di Sragen sebanyak 1.806 unit dan musala atau langgar sebanyak 970 unit.

Penyuluh agama mendata sekaligus melakukan pendekatan persuasif sejak tarawih berjamaah dilaksanakan, Kamis (23/4/2020) malam, sampai sekarang.

2 Pasien Positif Covid-19 Sragen Dirawat di RS Darurat

“Data laporan yang masuk dari masjid dan musala tersebut, pengurus yang ada di 1.732 masjid dan musala/langgar atau 62,4% masih melaksanakan salat tarawih secara berjamaah. Data itu terus berubah dan mestinya terus menurun karena adanya pendekatan penyuluh agama kepada para takmir masjid dan musala. Upaya ini sesuai dengan imbauan Kementerian Agama untuk pencegahan persebaran virus corona,” ujar Ulin.

Tarawih Dihentikan

Dia menjelaskan ada 162 orang penyuluh keagamaan yang menyebar di 20 kecamatan di Kabupaten Sragen. Setiap kecamatan ada delapan penyuluh agama non-pegawai negeri sipil (PNS) plus satu penyuluh agama PNS.

Menurut Ulin, ketika penyuluh agama persuasif menyampaikan imbauan kepada masjid/musala yang masih menggelar tarawih berjamaah, ada beberapa pengurus takmir yang menerima. Kemudian mereka menghentikan salah tarawih berjamaah.

Beredar Isu Puluhan Pegawai RS Karanggede Boyolali Dirumahkan, Ini Pernyataan Manajemen

“Seperti Masjid Kauman pada awalnya melaksanakan salat tarawih berjamaah sekarang sudah tidak mengadakan lagi. Kemudian dapat laporan di Tanon, ada 13 masjid yang awalnya mengelar salat tarawih berjamaah kemudian bersepakat untuk mengalihkan salat tarawih berjamaah di rumah masing-masing. Jadi masjid betul-betul tutup tetapi menghidupkan masjid dengan azan tetap jalan. Yang salat bareng ya hanya imam, muazin, dan tukang bersih-bersih masjid,” kata Ulin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya