News
Selasa, 11 Agustus 2015 - 18:00 WIB

DUGAAN KEKERASAN MOS : Pengakuan Siswa SMK Pelayaran: Dipukuli, Ditendang, Segelas Diminum 20 Orang!

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan (JIBI/Dok)

Dugaan kekerasan MOS di SMK Pelayaran Kartasura muncul sejak siswa baru sekolah itu dilarikan ke rumah sakit.

Solopos.com, SUKOHARJO — Siswa Kelas X SMK Pelayaran Pancasila Kartasura, Sukoharjo, yang dilarikan ke Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Kartasura, Senin (10/8/2015), menjelaskan rangkaian dugaan kekerasan MOS yang mereka alami. Mereka mengaku dipukuli dengan kayu, ditendang, dan hanya boleh minum segelas untuk 20 orang!

Advertisement

Andre Beny Saputra, siswa yang menjalani rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Kartasura, menceritakan ia dan rekannya, Agus Riyanto, sempat tak sadarkan diri ketika dibawa ke RS dengan ambulans. Beny mengalami dehidrasi berat hingga napasnya terasa sesak dan akhirnya pingsan.

Ia mengatakan sejak Diksartar SMK Pelayaran Pancasila Kartasura dimulai Senin pagi sekitar pukul 07.30 WIB sampai menjelang waktu istirahat salat makan (isoma) sekitar pukul 11.30 WIB. Saat istirahat, peserta hanya dibolehkan minum sekali. Itu pun, jumlah air minum yang diminum sangat sedikit.

Advertisement

Ia mengatakan sejak Diksartar SMK Pelayaran Pancasila Kartasura dimulai Senin pagi sekitar pukul 07.30 WIB sampai menjelang waktu istirahat salat makan (isoma) sekitar pukul 11.30 WIB. Saat istirahat, peserta hanya dibolehkan minum sekali. Itu pun, jumlah air minum yang diminum sangat sedikit.

“Satu gelas air mineral diminum 20 siswa secara bergantian. Kami juga hanya diberi waktu 10 detik untuk makan,” jelasnya, Selasa (11/8/2015).

Padahal, ungkapnya, semua peserta harus melakukan kegiatan fisik yang sangat menguras energi seperti push up, berlari, baris berbaris, dan kegiatan fisik lainnya. Peserta juga harus membawa satu tas besar layaknya tas yang dibawa anggota TNI. Tas itu berisi besi yang cukup berat dan empat botol air mineral berisi masing-masing 1,5 liter air.

Advertisement

“Mereka itu seperti balas dendam karena mungkin dulu diperlakukan demikian oleh seniornya. Mereka sukanya mencari-cari kesalahan. Salah sedikit saja langsung ditampar,” katanya.

Sebenarnya kejadian pemukulan, penamparan dan kekerasan fisik lainnya, kata Beny, juga sudah terjadi saat berlangsung Masa Orientasi Siswa (MOS) dua pekan sebelumnya. Beny yang saat itu menjadi pemimpin regu melihat sendiri bagaimana temannya, Agus Riyanto, dipukul dan ditampar oleh seniornya berkali-kali.

“Kebetulan saat itu Agus sering melakukan kesalahan ketika mengikuti PBB [pasukan baris berbaris]. Jadi Agus ditarik ke belakang lalu dipukul,” ungkapnya.

Advertisement

Meski sudah diperlakukan semena-mena oleh seniornya, Beny berniat tetap melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut. Pasalnya sejak kecil ia sudah bercita-cita menjadi seorang pelaut. Tapi ia berharap tindakan kekerasan fisik diakhiri agar tak ada lagi korban yang berjatuhan.

Sebelumnya, Kepala SMK Pelayaran Pancasila Kartasura, Agus Nadi, membantah ada insiden pemukulan terhadap siswa baru. Ia mengakui Pendidikan Dasar Ketarunaan (Diksartar) bertujuan untuk membentuk karakter siswa agar memiliki sikap disiplin karena memang pendidikan di SMK Pelayaran Pancasila bersifat semi militer.

Oleh karena itu sebagai kepala sekolah ia mengizinkan adanya kegiatan pendisiplinan. “Tapi saya paling anti dengan kekerasan fisik. Jadi tidak mungkin sampai ada pemukulan,” ungkapnya.

Advertisement

Menurut laporan yang ia peroleh, katanya, pada hari pertama Diksartar memang ada dua siswa yang harus dilarikan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura. Hal itu karena kedua siswa itu mengalami kelelahan. “Jadi bukan karena pemukulan,” ujarnya, Senin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif