Soloraya
Senin, 10 Agustus 2015 - 22:15 WIB

DUGAAN KEKERASAN MOS : Siswa SMK Pelayaran Kartasura Dilarikan ke RS Saat Diksartar

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi masa orientasi sekolah (MOS). (JIBI/Solopos/Dok)

Dugaan Kekerasaan MOS terjadi di sekolah kejuruan di Kartasura, Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO – Kekerasan masa orientasi siswa (MOS) diduga terjadi di sekolah kejuruan. Siswa Kelas I SMK Pelayaran Pancasila Kartasura, Sukoharjo, Agus Riyanto, diduga dipukul seseorang saat mengikuti Pendidikan Dasar Ketarunaan (Diksartar) hari pertama di sekolahnya yang baru tersebut, Senin (10/8/2015) sekitar pukul 11.00 WIB.

Advertisement

Saat ini, Agus harus menjalani rawat inap di Bangsal Al Mukmin, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura, Sukoharjo. Ayah Agus, Sutarmin, mengungkapkan Senin sekitar pukul 14.00 WIB, ia dihubungi pihak sekolah yang menyampaikan informasi  anaknya sakit dan dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura.

Menurut informasi yang ia peroleh anaknya dipukul seseorang saat mengikuti kegiatan awal sekolah. Selanjutnya, ia langsung menuju Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura.

Advertisement

Menurut informasi yang ia peroleh anaknya dipukul seseorang saat mengikuti kegiatan awal sekolah. Selanjutnya, ia langsung menuju Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura.

“Saya belum tahu kronologinya seperti apa karena anak saya masih pusing dan belum bisa ditanya banyak hal,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Senin (10/8/2015) malam.

Setelah diperiksa, ungkapnya, ada luka memar di bagian wajah dan di dada. Bahkan air kencingnya berwarna kemerah-merahan seperti bercampur darah. Dugaan sementara ada luka dalam yang cukup serius.

Advertisement

Sebagai orang tua, Sutarmin tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu. Ia berencana akan melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. Namun semua itu akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan saudaranya.

“Orangtua mana pun tidak terima anaknya diperlakukan kasar. Anak saya itu mau cari ilmu, mau belajar. Tapi baru saja sekolah sudah diperlakukan seperti itu,” jelasnya.

Kasek Membantah

Advertisement

Ketika diminta penjelasan terkait hal itu, Kepala SMK Pelayaran Pancasila Kartasura, Agus Nadi, membantah adanya insiden pemukulan terhadap siswa baru. Ia mengakui Pendidikan Dasar Ketarunaan (Diksartar) bertujuan untuk membentuk karakter siswa agar memiliki sikap disiplin karena memang pendidikan di SMK Pelayaran Pancasila bersifat semi militer.

Oleh karena itu sebagai kepala sekolah ia mengizinkan adanya kegiatan pendisiplinan. “Tapi saya paling anti dengan kekerasan fisik. Jadi tidak mungkin sampai ada pemukulan,” ungkapnya.

Menurut laporan yang ia peroleh, katanya, pada hari pertama Diksartar memang ada dua siswa yang harus dilarikan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura.

Advertisement

Hal itu karena kedua siswa itu mengalami kelelahan. “Jadi bukan karena pemukulan,” ujarnya.

Pada kegiatan Diksartar, ungkapnya, selain melibatkan siswa kelas atas sebagai panitia dan beberapa guru sebagai pembina, kegiatan juga melibatkan personel dari kepolisian, militer dan tim medis masing-masing tiga orang.

“Kalau ada pemukulan, masak dari kepolisian dan militer diam saja,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif