News
Selasa, 11 Agustus 2015 - 17:00 WIB

DUGAAN KEKERASAN MOS : Memar di Dada, Siswa SMK Pelayaran Kartasura Kencing Kemerahan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan (JIBI/Solopos/Istimewa)

Dugaan kekerasan MOS di SMK Pelayaran Kartasura muncul sejak siswa baru sekolah itu dilarikan ke rumah sakit.

Solopos.com, SUKOHARJOSiswa Kelas X SMK Pelayaran Pancasila Kartasura, Sukoharjo, Agus Riyanto, terbaring lemah di Bangsal Al Falaq Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Kartasura, Sukoharjo, Selasa (11/8/2015). Meski dugaan penganiayaan dibantah, sejumlah bekas kekerasan muncul di tubuh korban.

Advertisement

Ia belum bisa diajak berkomunikasi seperti hari-hari sebelum kejadian yang menimpa dirinya, Senin (10/8/2015) siang sekitar pukul 11.00 WIB. Ketika beberapa awak media mendatangi ruang rawat inap, Selasa siang, Agus lebih banyak diam. Ketika hendak ditanya Agus menggelengkan kepalanya sebagai isyarat ia belum mau diajak berkomunikasi.

Sebuah jarum infus terpasang di tangan kirinya. Di bagian dada sebelah kiri, masih terlihat bekas luka memar. “Kalau kemarin [Senin] memar di wajah terlihat. Dia [Agus] katanya masih pusing jadi belum bicara banyak,” ujar ayah Agus, Sutarmin, kepada wartawan.

Selain adanya memar di wajah dan dada, ungkapnya, air kencing Agus juga berwarna kemerah-merahan. Dugaan sementara Agus mengalami luka dalam. “Sampai siang hari ini [Selasa] dokter belum memberikan keterangan apa sakitnya,” jelasnya.

Advertisement

Agus diduga menjadi korban kekerasan fisik yang dilakukan seniornya pada saat mengikuti Pendidikan Dasar Ketarunaan (Diksartar) hari pertama, Senin (10/8/2015). Agus hanyalah satu di antara lima siswa SMK Pelayaran Pancasila Kartasura yang sempat dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah, setelah beberapa jam mengikuti Diksartar.

Dari kelima siswa itu, tiga siswa diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. Sementara dua siswa lainnya harus menjalani rawat inap. Mereka adalah Agus Riyanto dan Andre Beny Saputra.

Sebelumnya, Kepala SMK Pelayaran Pancasila Kartasura, Agus Nadi, membantah ada insiden pemukulan terhadap siswa baru. Ia mengakui Pendidikan Dasar Ketarunaan (Diksartar) bertujuan untuk membentuk karakter siswa agar memiliki sikap disiplin karena memang pendidikan di SMK Pelayaran Pancasila bersifat semi militer.

Advertisement

Oleh karena itu sebagai kepala sekolah ia mengizinkan adanya kegiatan pendisiplinan. “Tapi saya paling anti dengan kekerasan fisik. Jadi tidak mungkin sampai ada pemukulan,” ungkapnya.

Menurut laporan yang ia peroleh, katanya, pada hari pertama Diksartar memang ada dua siswa yang harus dilarikan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura. Hal itu karena kedua siswa itu mengalami kelelahan. “Jadi bukan karena pemukulan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif