Soloraya
Jumat, 9 Januari 2015 - 04:30 WIB

KECELAKAAN KERJA BOYOLALI : Konstruksi Baja Pabrik Kiky Ambruk, Penyidik Siap Datangkan Ahli dari UGM

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Korban kecelakaan kerja saat mendapatkan pertolongan pertama di RSUD Banyudono, Boyolali, jawa Tengah, Selasa (7/1/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Kecelakaan kerja Boyolali yang terjadi proyek perluasan pabrik buku Kiky diselidiki polisi. Berbagai kemungkinan dijajaki untuk mengetahui sebab musabab musibah itu.

Solopos.com, BOYOLALI — Tim penyidik Polres Boyolali masih mendalami penyebab kecelakaan kerja Boyolali di proyek perluasan pabrik buku PT Solo Murni (Kiky Creative Product Inc.), tepi jalur jalan Solo-Semarang, Bangak, Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (7/1/2015) sore.

Advertisement

Seperti diberitakan Solopos.com, konstruksi baja yang dikerjakan 10 pekerja itu menewaskan seorang  di antara mereka. Sembilan sisanya mengalami luka berat dan ringan. Pekerja yang menjadi korban luka berat pada kecelakaan kerja Boyolali itu umumnya mengalami patah tulang.

Menanggapi kasus kecelakaan kerja Boyolali itu, penyidik Polres Boyolali dalam waktu dekat akan menggandeng tim ahli konstruksi bangunan untuk menyelidiki penyebab kejadian tersebut. Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, melalui Kasatreskrim, AKP Parwanto, mengatakan serangkaian penyelidikan saat ini masih dilakukan.

Penyidik menurut dia, masih harus mendalami keterangan dari sejumlah saksi terutama dari korban yang saat ini masih dirawat di sejumlah rumah sakit. Saat ini, penyidik baru meminta keterangan dari dua orang saksi yakni satpam pabrik dan pengawas bangunan.

Advertisement

“Dari keterangan saksi itu nanti kan berkembang. Yang jelas semua orang [pekerja] yang ada di lokasi saat kejadian tetap akan kami minta keterangan,” kata Parwanto, saat ditemui wartawan, di ruang kerjanya, Kamis (8/1).

Berdasarkan keterangan sementara yang dihimpun polisi dari dua saksi, anggota satpam dan pengawas bangunan, belum bisa disimpulkan penyebab kejadian. Anggota satpam hanya mengetahui kondisi setelah konstruksi bangunan baja itu ambruk. “Yang tahu persis kan korban dan kontraktor,” ujar Purwanto.

Angin Kencang
Sedangkan dari pekerja pabrik, kata Parwanto, diketahui angin bertiup kencang saat insiden berlangsung. “Tapi belum bisa kami simpulkan penyebabnya. Apakah murni musibah akibat angin kencang, kuda-kudanya yang kurang pas, penyangga konstruksi yang belum kering, atau penyebab lain? Kami belum tahu,” jelas dia.

Advertisement

Faktor kelalaian diakuinya bisa menjadi salah satu penyebab. Namun, untuk mengarah pada dugaan itu perlu pendalaman. “Secepatnya kami datangkan tim ahli. Kemungkinan pekan depan.” Tim ahli konstruksi bangunan bisa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) maupun Universitas Gadjah Mada (UGM).

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif