SOLOPOS.COM - Ustaz Yusuf Mansur, istrinya Siti Maimunah dan Wirda Mansur (IG @yusufmansurnew)

Solopos.com, JAKARTA — Dai kondang Ustaz Yusuf Mansur menjual rumah dan aset tanahnya yang ada Ketapang, Tangerang, Banten untuk menutup utang walisantri di Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Quran yang mencapai Rp20 miliar.

Orang dekat Yusuf Mansur, Dwi Makmun, menyayangkan informasi yang berkembang di media sosial bahwa dai kondang itu menjual aset karena bangkrut.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

“Benar Mas, beredar di grup-grup. Tapi kemudian yang muncul di Youtube dikatakan Ustaz Yusuf Mansur bangkrut,” ujarnya saat dimintai konfirmasi Solopos.com, Selasa (28/6/2022) lalu.

Ia membantah narasi yang beredar di media sosial bahwa Yusuf Mansur menjual aset karena bangkrut. Menurutnya, dai yang tenar dengan konsep sedekah itu menjual aset demi kepentingan dakwah.

Baca Juga: Yusuf Mansur Sebut Pengganggunya Kena Karma, Siapa Mereka?

“Buat pesantren, buat santri, beliau mah nggak sayang dengan hartanya. Catatan perjalanan beliau juga kan pernah mengalami seperti itu, menjual rumah untuk pesantren dan beliau ngontrak. Dan awal perjuangan beliau dakwah tahfizul qur’an juga dimulai dari tahun 2003 di rumah kontrakannya. Untuk urusan sedekah, beliau tidak hanya sebagai penyeru atau pengajak, tapi juga sebagai pelaku kebaikan dalam sedekah,” tandas Dwi.

Saat ini, lanjut dia, banyak bermunculan Youtuber yang membuat konten terkait Yusuf Mansur. Sayangnya, menurut dia, para pemilik konten tersebut membuat cerita secara sepihak.

“Para Youtuber penebar kebencian memang kreatif, membuat sudut pandang baru, dengan komentar provokatif ajakan negatif. Mereka mengatasnamakan media tapi tak paham nilai dan adab jurnalisme. Dan yang buat saya merasa heran, media formal nasional turut serta mengikuti arus informasi itu. Tapi ya saya sadar karena ini industri, dan Ustaz Yusuf Mansur adalah magnet,” katanya.

Baca Juga: Yusuf Mansur Jual Rumah untuk Tutup Utang Walisantri Daqu

Sebelumnya diberitakan, Yusuf Mansur menjual rumah dan asetnya untuk menutup utang walisantri di Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Quran yang mencapai Rp20 miliar.

Selain itu, dana penjualan rumah dan aset juga akan dipakai untuk proses initial public offering (IPO) sejumlah perusahaannya.

Proses penjualan rumah dan tanah itu beredar dalam pesan di sejumlah grup Whatapp walisantri dan ekosistem Daarul Quran sejak beberapa pekan lalu.

Baca Juga: Yusuf Mansur: Dari Tangerang Daarul Quran Menyebar ke Lima Benua

Dua sumber Solopos.com di internal Daarul Quran membenarkan adanya penawaran rumah dan tanah tersebut.

“Iya benar, memang beredar di grup-grup walisantri. Dari Ustaz Yusuf Mansur,” ujar sumber yang meminta dirahasiakan namanya itu, beberapa hari lalu.

Dalam pesan yang beredar yang diterima Solopos.com, Yusuf Mansur menawarkan rumah dan aset tanahnya hanya untuk orang yang berada di lingkungan Daarul Quran.

Baca Juga: Yusuf Mansur Panen Gugatan, Ketua Daarul Quran Solo Bela Habis-Habisan

“Buat nutup semua hutang walisantri Daqu dari santri berbayar, yang nembus sampe 20M. Hingga akhir Mei 2022 ini. Dan kebutuhan saya dan kami-kami. Juga memproses semua IPO perusahaan-perusahaan di lingkungan kami, dan beberapa kewajiban kami. Kami memutuskan u/menjual rumah kami, yang ada rooftopnya itu, hehehe, dan kolam2–kolam ikan, berbagai pohon, kolam renang. Yang sering saya instagramin, hehehe. Plus menjual semua aset tanah, seluas kurang lebih 4ha di sekitar Pesantren Daqu Pusat. Lengkap dengan Konsep Bisnis Properti Berbasis Pesantren. Kami juga menjual 4 gedung kami, yang sedianya untuk gedung training/seminar dan guest house Daqu. Semuanya, yang punya potensi dan keinginan beli, hanya diperuntukkan u/ Walisantri dan ekosistemnya. Bukan dijual untuk umum juga. Agak ga rela jika yang memiliki ini nanti bukan yang ada sambungannya dengan visi misi Daqu selama ini. Bismillaah. Ini jual, bukan minta,” ujar Yusuf Mansur dalam pesan Whatsapp tersebut.

Baca Juga: PPPA Daarul Quran Sukoharjo rekrut kaum dhuafa

Yusuf Mansur mengungkapkan banyak santri berbayar yang keluarganya tidak membayar kewajiban sejak 2008.

Ia mengklaim sudah memutihkan kewajiban santri yang menunggak bayar itu senilai Rp60 miliar meliputi biaya makan, kebutuhan belajar dan lain-lain.

“Untuk diketahui agar didoakan. Dari 2008, santri berbayar (secara banyak bener yang ga berbayar, jangan ragu dengan Daqu, dan jangan ampe ga percaya, bahwa yang ga berbayar jumlahnya tetap jauh lebih banyak, insyaaAllah). Bahwa sampe hari ini, saya, kami, dan Daqu sudah memutihkan sekitar 60-an M, hutang walisantri berbayar. Di luar yang 20M ini. Izin Allah. Dan kami ridho dikatain apa aja oleh wali-wali santri berbayar yang marah-marah, kecewa, dan menunjukkan akhlak yang jauh dari akhlak seorang walisantri penghafal Qur’an. Secara anak-anaknya ya udah makan minum, nginep, dan mendapatkan pendidikan berbulan2, bertahun2,” lanjut Yusuf Mansur.

Baca Juga: Yusuf Mansur Menangi Kasus di PN Tangerang

Keadaan kesulitan keuangan, tambah Yusuf Mansur, tidak hanya dialami Ponpes Daarul Quran melainkan juga pesantren berbayar lainnya.



Hal itu merupakan hal yang normal terjadi di banyak tempat di Tanah Air.

“Kesulitan ini juga dialami oleh pesantren2 berbayar lainnya. Dan ini berdampak ke mana-mana. Ke honor semua yang berkhidmat di Daqu. Ke kualitas pendidikan, kualitas sarana prasarana, bahkan makan minum santri sendiri. Dan ya ga apa2. Penjualan aset ini, untuk semua yang ga bayar itu juga, lalu anak-anaknya bisa masuk kembali ke Daqu. Tapi semua jadi normal, sehat. Silakan dipikirkan. Ditambah memang keadaan saya, Yusuf Mansur. Kalo lagi sehat dan gagah keuangan dll, perkara ini, kecil sekali. Sangat kecil. Kuasa Allah. Mohon doa,” lanjut Yusuf Mansur.

Baca Juga: Ini yang Bikin Yusuf Mansur Menang Lawan TKW di PN Tangerang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya