SOLOPOS.COM - Warga mengunjungi Objek Mata Air Cokro (OMAC) di Tulung, Klaten, saat momentum padusan, Rabu (17/6/2015). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Wisata Klaten, rencana BUMDesa Ponggok kelola OMAC tak direstui Bupati.

Solopos.com, KLATEN–Bupati Klaten, Sri Hartini, tak merestui Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Tirta Mandiri Ponggok selaku pihak ketiga mengelola objek mata air cokro (OMAC). Sebaliknya, pengelolaan OMAC tetap diserahkan perangkat daerah, yakni di bawah Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Klaten.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hal itu ditegaskan Sri Hartini, saat ditemui wartawan di gedung DPRD Klaten, Jumat (23/9/2016). Sri Hartini berpesan terhadap perangkat daerah yang diberi amanah mengelola OMAC harus bisa terus meningkatkan kinerja.

“Bagi saya, pengelolaan OMAC biar seperti saat ini terlebih dahulu. Yang terpenting harus terus ditingkatkan pelayanannya. Pokoknya, ojo kalah karo Ponggok,” katanya.

Sri Hartini mengakui potensi OMAC saat ini belum digarap secara maksimal. Mestinya, pendapatan OMAC mampu menyaingi Umbul Ponggok sepanjang digarap secara maksimal.

“Semuanya harus terus ditingkatkan. Kendati pengelola masih seperti sekarang [perangkat daerah], kiranya juga perlu berkonsultasi atau menggandeng pihak ketiga. Tapi jangan sampai OMAC dikelola pihak ketiga secara total. Kalau mengarah ke sana terus terang belum bisa,” kata Sri Hartini tanpa menyebutkan alasan secara rinci.

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Klaten, Sunarno, mengatakan retribusi pariwisata di Kabupaten Bersinar merupakan salah satu pendukung pendapatan asli daerah (PAD). Total PAD Klaten tahun 2016 senilai RP194,4 miliar.

“Setahu saya, sumbangan pihak ketiga [termasuk OMAC], totalnya Rp12 miliar. Agar kontribusi pariwisata terus berkembang, perlu adanya sinergitas dengan berbagai lembaga atau instansi lainnya dengan yang lainnya,” katanya.

Wacana pengelolaan OMAC oleh pihak ketiga muncul setelah Kepala Desa (Kades) Ponggok, Junaedi Mulyono mewacanakan ingin mengelola objek wisata di Cokro tersebut. Keinginan mengelola OMAC lantaran pendapatan OMAC yang ada saat ini dinilai belum optimal, yaknia berkisar Rp600 juta di tahun 2015. BUM Desa Ponggok juga bersedia menjalin kerja sama dengan pemerintah desa (pemdes) yang dekat dengan OMAC, seperti Cokro dan Daleman Kecamatan Tulung. Hal itu memperoleh dukungan penuh dari Pemdes Cokro.

“Saya pikir usulan Pak Juned [sapaan akrab Junaedi Mulyono] itu bagus. Kami juga siap menjalin kerja sama dengan BUM Desa Ponggok untuk mengelola OMAC. Asalkan, sudah ada izin juga dari Pemkab Klaten,” kata Pj. Sekretaris Desa (Sekdes) Cokro, Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya