SOLOPOS.COM - Ilustrasi angin kencang. (Reuters)

Solopos.com, WONOGIRI -- Masyarakat Wonogiri diimbau untuk lebih berwaspada pada saat pancaroba. Hal itu karena bencana angin kencang berpotensi terjadi pada masa peralihan musim seperti ini.

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, pada 2019 terdapat 498 kejadian angin topan di Wonogiri. Kerugian yang diakibatkan dari kejadian itu mencapai Rp854.075.000.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Preview Liga Champions: Kemenangan atas Barcelona jadi Booster Real Madrid Hadapi Moenchengladbach

"Pada pancaroba seperti saat ini sangat rentan terhadap bencana angin kencang atau topan. Pada 2019, dari 25 kecamatan yang ada di Wonogiri hanya Kecamatan Karangtengah yang tidak ada kasus angin topan," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, kepada wartawan di area Sekretariat Daerah Wonogiri, Selasa (27/10/2020).

Lebih Peka

Untuk saat ini, Bambang mengimbau kepada warga Wonogiri untuk lebih peka dan tanggap dengan kondisi di lingkungan sekitarnya, terlebih saat ini memasuki pancaroba. Jika ada pohon yang dahannya rawan patah atau tidak kuat menahan rindangnya daun, lebih baik dikurangi bebannya.

"Yang perlu diperhatikan yakni pohon yang berada di sekitar jalan dan yang dekat permukiman warga. Intinya yang berpotensi membuat kerusakan dikurangi saja beban pohonnya," ungkap dia.

Dengan antisipasi tersebut, kata Bambang, saat terjadi angin kencang, tidak ada pohon yang roboh atau patah dahannya. Karena jika roboh beresiko terhadap masyarakat. Jika ada pohon yang kukuh, tidak perlu ditebang. Tetapi perlu dikurangi beban dahannya.

10 Berita Terpopuler : Fakta Pembunuhan Yulia di Sukoharjo Terungkap dalam Rekonstruksi

Bambang juga mengimbau kepada para pemilik baliho agar memperhatikan kondisi baliho saat musim seperti ini. "Kami meminta mereka memeriksa dan memelihara baliho secara rutin. Jika sampai roboh bisa merugikan banyak pihak," ujar dia.

Potensi bencana alam lain seperti tanah longsor dan banjir, menurut dia, biasanya terjadi saat curah hujan pada musim penghujan sudah tinggi. "Saat ini kan masih pancaroba. Kalau awal-awal seperti seperti ini potensi yang lebih besar terjadi bencana yakni angin kencang," kata Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya