SOLOPOS.COM - Ombak menggerus tanggul penahan abrasi darurat yang dipasang oleh warga di Pantai Kemiren, Cilacap Selatan, Cilacap, Jateng, Jumat (27/8/2021). Gelombang tinggi dan angin kencang beberapa hari terakhir menyebabkan abrasi sejauh 5-10 meter di sepanjang pantai Cilacap yang merusak tanggul dan tambak udang milik nelayan serta merobohkan pohon cemara di sepanjang pantai. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/rwa.

Solopos.com, SEMARANG — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan untuk mewaspadai potensi gelombang setinggi enam meter di Samudra Hindia, tepatnya di pantai selatan Jawa Tengah hingga Daerah Istimewa Yogyakarta.

Potensi gelombang ini dipengaruhi pola angin di Indonesia selatan. Hal itu disampaikan pihak BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

“Peningkatan tinggi gelombang tersebut dipengaruhi oleh pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan yang dominan bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, sebagaimana dikabarkan Antara, Minggu (12/6/2022).

Ia mengatakan pergerakan angin yang cenderung searah dengan kecepatan tinggi berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang laut.

Oleh karena itu, pihaknya mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga sangat tinggi di laut selatan Jawa Barat, Jateng, serta DIY yang berlaku hingga Senin (13/6/2022), dan akan segera diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.

Baca juga: Gempa M 5,2 di Pacitan, Terasa Sampai ke Gunungkidul & Wonogiri

Laut Selatan Jateng-DIY

Dalam hal ini, tinggi gelombang 2,5-4 meter yang masuk kategori gelombang tinggi berpotensi terjadi di perairan selatan Sukabumi, perairan selatan Cianjur, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, dan perairan selatan Yogyakarta.

Selain itu, tinggi gelombang 2,5-4 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Sukabumi, Samudra Hindia selatan Cianjur, Samudra Hindia selatan Garut, Samudra Hindia selatan Tasikmalaya, dan Samudra Hindia selatan Pangandaran.

“Sementara tinggi gelombang 4-6 meter yang masuk kategori sangat tinggi berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Cilacap, Samudra Hindia selatan Kebumen, Samudra Hindia selatan Purworejo, dan Samudra Hindia selatan Yogyakarta,” kata Teguh.

Baca juga: Gelombang Pasang & Banjir Rob Landa Pekalongan, Ratusan Warga Mengungsi

Terkait dengan peringatan dini gelombang tinggi tersebut, ia mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang, terhadap keselamatan pelayaran. Sebab kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko menyapu perahu nelayan.

Selanjutnya, kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko terhadap tongkang, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter berisiko kapal feri, serta kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter berisiko terhadap kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar.

Baca juga: Mengundang Bencana di Tanah Bencana

Bagi masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diimbau agar tetap selalu waspada.

Sementara bagi wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Jateng-DIY diimbau untuk tidak mandi atau bermain di pantai karena gelombang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya