SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Yuni Sukowati (tengah) memimpin Rakor Penanggulangan Covid 19 di Ruang Sukowati Setda Sragen, Kamis (5/3/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Jumlah warga dalam pemantauan waspada penyebaran virus corona di Sragen hingga Rabu (11/3/2020) bertambah dari sebelumnya hanya tiga orang menjadi 11 orang. Mereka semua baru pulang dari luar negeri.

Pemantauan waspada corona terhadap 11 warga di Sragen dilakukan selama 14 hari oleh tim surveilans puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen. Belasan warga itu dipantau karena baru pulang dari negara di luar negeri yang ada corona virus desease 2019 (Covid 19).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala DKK Sragen Hargiyanto didampingi Sekretaris DKK Sragen Fanni Fandani dan Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) DKK Sragen Sri Subekti mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan di lobi lantai II DKK Sragen, Rabu siang.

Duh, Flyover Manahan Solo Berlubang! Bahaya dan Bikin Macet

Sri Subekti menyebutkan 11 warga yang dipantau tim surveilans puskesmas dan DKK dalam rangka waspada corona di Sragen terdiri atas dua warga Tanon yang baru pulang dari Malaysia, satu warga Kedawung yang baru pulang dari Hongkong, dua warga Kalijambe yang baru pulang dari Korea Selatan.

Selanjutnya satu warga Tangen yang baru pulang dari Taiwan, satu warga Sragen Kota yang baru pulang dari Jepang, dan empat warga Ngrampal dan Karangmalang yang baru pulang dari Taiwan.

“Informasi yang diterima DKK itu kemudian diteruskan ke puskesmas terdekat dan RSUD. Kami membentuk tim surveilans di tingkat puskesmas dan RSUD dan DKK sebagai koordinator tim. Pemantauan warga dilakukan puskesmas,” ujar Hargiyanto.

Penemuan Mayat Warga Solo: Dikira Tidur di TBTJ, Pria Ini Ternyata Sudah Tak Bernyawa

Hargiyanto menambahkan warga yang baru pulang dari luar negeri itu harus dipantau selama 14 hari. Mereka semacam diisolasi tetapi di rumah mereka masing-masing. Hal itu sesuai protap kehati-hatian dalam antisipasi Covid 19.

Simulasi Penanganan Pasien Corona

Hargiyanto menjelaskan warga sekitar tidak boleh melakukan kontak langsung dengan warga yang baru pulang dari luar negeri yang mengalami batuk dan flu. Dia mengatakan pemantauan 14 hari itu sesuai masa inkubasi Covid 19 maksimal 14 hari.

Setelah 14 hari dinyatakan aman, warga tersebut sudah dinyatakan bebas dari pemantauan. “Jika batuk atau bersin harus ditutup pakai masker atau tangan agar partikel virus tidak menyebar. Ketika batuk partikel itu bisa menyebar sejauh 1 meter dan bila bersin bisa sampai 2 meter,” katanya.

Komplotan Pencuri Mobil Sragen Tertangkap Setelah Diberondong 6 Peluru

Dia mengatakan Pemkab Sragen mengupayakan waspada virus corona lewat rapat koordinasi tingkat kabupaten yang dipimpin Bupati dilanjutkan dengan rapat koordinasi teknis pada Senin (9/3/2020) lalu.

Pemkab juga sudah membuat hotline 119, posko kesehatan di Terminal Gemolong, Pilangsari, dan di Stasiun KA Sragen serta penerbitan surat edaran (SE) bupati.

“Rencana besok kami menggelar simulasi penanganan Covid 19 di dua RSUD, yakni RSUD Sragen dan RSUD Gemolong. Dalam simulasi itu ada tim penjemput pasien suspect dengan dilengkapi alat pelindung diri dan ambulans khusus penanganan Covid 19. Sekarang ruang isolasi di dua RSUD sudah siap dan tinggal digunakan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya