SOLOPOS.COM - Tampilan ruang terbuka di kompleks perumahan subsidi Griya Bumi Boyolali, Mojosongo, Boyolali, Kamis (11/8/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com Stories

Solopos.com, BOYOLALI – Ketua Assosiasi Real Estate Indonesia (REI), Maharani mengatakan pandemi sempat membuat developer rumah subsidi di Boyolali maupun wilayah lainnya kepayahan dalam mengembangkan usaha mereka.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Saat itu harga rumah subsidi bahkan pernah anjlok hingga Rp80 juta per unit. Padahal harga normal saat ini adalah Rp150 juta hingga Rp160 juta per unit.

“Waktu pandemi kemarin, sangat memberikan dampak terhadap para developer, mereka sampai menjual di bawah standar, pada kisaran Rp100 juta bahkan ada yang Rp80 juta,” terangnya.

Namun, Maharani mengatakan harga rumah subsidi di Boyolali dan sekitarnya sekarang ini mulai normal. Harga pada 2021 sekitar  Rp150 juta, dan terakhir saat ini kisaran Rp160 juta per unit.

Baca juga: Hampir Target, Program Sejuta Rumah Per November Tembus 931.592 Unit

Lebih lanjut, Maharani mengatakan hampir semua wilayah di kecamatan boyolali berpotensi dibangun perumahan subsidi.

“Beberapa titik yang berpotensi di kecamatan Boyolali sudah dijangkau developer perumahan subsidi, di antaranya Kecamatan Teras, Pengging, Mojosongo, Cengklik, Kragilan. Paling banyak di Mojosongo, Teras juga banyak. Di Ampel ada, di Tlatar juga ada,” ucapnya pada Rabu (10/8/2022).

Sesuai peraturan pemerintah, ukuran rumah subsidi di Boyolali dan lainnya sudah ditentukan dan harga rumah subsidi sudah ditetapkan. Ukuran luas rumah subsidi 60 meter persegi.

Harganya dipatok mulai dari Rp140 juta, kemudian naik menjadi Rp150 juta, dan terakhir saat ini kisaran Rp160 juta.

“Harga subsidi tidak ada masalah, tapi sepertinya kelas masyarakatnya yang meningkat. Sekarang masyarakat mulai juga tertarik pada harga perumahan nonsubsidi,” kata Maharani.

Baca juga: BTN Targetkan Pembiayaan 200.000 Rumah Bersubsidi Tiap Tahun

“Perbandingan harganya, rumah subsidi Rp150 juta dan nonsubsidi Rp220 juta, mulai cenderung lebih laris yang non subsidi,” ucap dia.

Menyoal izin pembangunan rumah subsidi di Boyolali, Maharani menjelaskan tidak ada permasalahan sepanjang memenuhi persyaratan dan peraturan yang ada.

“Proses perizinan cepat sekali, saat ini juga sudah ada Online Single Submission (OSS) yang memudahkan, kemudian izin ke tata ruang dan lainnya. Intinya tidak ada masalah asalkan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku,” ucap ketua REI tersebut.

Model Berbeda

Menurut Maharani, para developer memiliki gaya pengembangan masing-masing, Misalnya rumah subsidi dibentuk seperti kubus, atau dibangun dengan gaya lainnya. Namun, semuanya tetap disesuaikan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Baca juga: 7.000-an Unit Rumah Subsidi akan Dibangun di Boyolali, Wilayah Mana?

Sementara, soal sasaran pembeli rumah subsidi, Maharani menjelaskan tidak ada syarat khusus untuk pembeli. Selama dia masih warga negara Indonesia masih berhak memiliki rumah subsidi dengan minimal usia 21 tahun sesuai peraturannya.

Wakil Ketua Bidang organisasi, Anthony A.H Prasetyo, developer pada umumnya menemui kendala dalam segi pemasaran.

“Umumnya susah menjual. Tapi para developer REI yang kesulitan menjual, kami fasilitasi dengan mengadakan pelatihan marketing, diajarkan sampai mereka bisa menjual habis rumah subsidinya,” Ucap dia melalui telepon WhatsApp, Rabu (10/8/2022).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya