SOLOPOS.COM - Pemain Hati Beriman FC memeluk pelatih setelah wakil Jateng tersebut gagal melaju ke fase berikutnya di Piala Soeratin U-17 musim ini. (Istimewa/Hati Beriman FC)

Solopos.com, MALANG – Langkah wakil Jawa Tengah (Jateng), Hati Beriman FC U-17, di Piala Soeratin 2022 berakhir di babak 32 besar setelah hanya menjadi juru kunci klasemen. Pelatih Hati Beriman FC, Sri Nanda Yudhi, memohon maaf kepada seluruh masyarakat Jawa Tengah.

Tercatat dalam tiga laga penyisihan, Hati Beriman tak pernah menang. Di laga perdana, Hati Beriman ditahan imbang wakil Bangka Belitung dengan skor 1-1. Pada laga kedua pun Hati Beriman harus puas berbagi angka saat berhadapan dengan Maluku Utara 1-1. Di laga terakhir, wakil Jawa Tengah itu kalah 1-3 dari wakil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Baca Juga: Babak 32 Besar Piala Soeratin, Wakil Jateng Kehilangan Dua Poin

Hasil itu membuat Hati Beriman menjadi juru kunci klasemen dengan koleksi dua poin. Sedangkan wakil DIY keluar sebagai juara grup dengan koleksi tujuh poin disusul wakil Maluku Utara dengan empat poin. ”Dengan hasil ini kami meminta maaf kepada pencinta sepak bola Salatiga dan Jawa Tengah. Kami belum bisa memberikan prestasi yang maksimal,” kata Pelatih Hati Beriman FC Salatiga, Sri Nanda Yudhi, dikutip PSSI Jateng, Selasa (23/3/2022).

Meski gagal, Nanda sapaan akrabnya memuji anak asuhnya yang bermain maksimal. Menurutnya pemain Hati Beriman hanya kurang beruntung dalam turnamen kali ini.

”Saya tetap apresiasi perjuangan anak-anak saya. Terlepas dari hasil bahwa kami gagal lolos dari Grup F, anak-anak sudah berjuang maksimal,” tambahnya.

Baca Juga: Status Juara Bertahan, Hati Beriman Salatiga On Fire di Piala Soeratin

Nanda memuji penampilan lawan, Raga Putra Menoreh FC, Kulon Progo, wakil DIY yang tampil sangat bagus. Secara keseluruhan, Nanda menilai faktor lapangan memberi andil atas kegagalan timnya. Untuk kompetisi dengan level nasional, meskipun hanya U-17, Nanda menyebut tidak seharusnya menggunakan lapangan dengan kualitas yang kurang bagus.

Di level Jateng, sudah tidak bermain di lapangan namun klub yang mengajukan diri menjadi tuan rumah harus menggunakan stadion sebagai home base. ”Tanpa bermaksud mencari kambing hitam, dengan kualitas lapangan seperti itu. Permainan anak-anak tidak berkembang sama sekali,” kata Nanda.

Ia berharap hal itu menjadi evaluasi PSSI ke depan dalam menggelar pertandingan di level nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya