Solopos.com, SUKOHARJO–Ratusan warga Desa Juron, Kecamatan Nguter mengikuti pawai sepeda motor mengelilingi wilayah desa sejauh lima kilometer.
Sementara para perantau atau kaum boro ikut berkontribusi menyediakan beragam jenis hadiah atau doorprize untuk peserta pawai sepeda motor.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Pantauan Solopos.com, Minggu (19/6/2022), ratusan warga yang mengendarai sepeda motor berjejer rapi di pinggir jalan di depan balai desa setempat.
Mereka berboncengan menggunakan sepeda motor sembari menunggu aba-aba dari panitia pawai sepeda motor.
Beberapa kelompok ibu-ibu memakai seragam dan membawa peralatan memasak seperti panci dan wajan.
Baca Juga: Perantau Desa Juron Sukoharjo Sumbang Ambulans Gratis
Pawai sepeda motor itu bagian dari rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-93 Desa Juron.
Selama ini, Desa Juron dikenal sebagai kampung perantau di Sukoharjo.
Sebagian besar warganya mengadu nasib ke daerah lain sejak belasan hingga puluhan tahun lalu.
“Sudah dua tahun, tidak ada kegiatan peringatan HUT Desa Juron akibat pandemi Covid-19. Sekarang, kegiatan yang melibatkan massa sudah diperbolehkan oleh pemerintah. Karena sudah lama tidak ada kegiatan, antusias warga mengikuti pawai sepeda motor cukup tinggi. Perkiraan saya hanya 400 orang-500 orang. Ternyata, jumlah warga yang mengikuti pawai sepeda motor lebih dari 700 orang,” kata Kepala Desa Juron, Sarbini Sigit Budiyanto, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu.
Para peserta pawai sepeda motor melewati jalan perdesaan dan permukiman penduduk.
Baca Juga: BUMDes Juron Sukoharjo Bangun Lokasi Pemancingan
Mereka menempuh perjalanan kurang lebih lima kilometer. Lokasi finish pawai sepeda motor di balai desa setempat.
Setiba di balai desa, para peserta berkumpul untuk menuggu pengundian doorprize.
“Hadiah berasal dari warga termasuk paguyuban perantau, bukan dari pemerintah desa. Jadi hadiah dari warga untuk warga,” kata dia.
Sigit menyampaikan acara peringatan HUT Desa Juron lainnya yakni tasyakuran dan pengajian di sekitar kawasan Embung Sendang Sumurup pada Selasa (21/6/2022) malam.
Dalam acara tasyakuran itu, beragam bantuan bakal disalurkan kepada masyarakat seperti paket sembako untuk warga kurang mampu dan bantuan hibah bantuan keuangan (BHBK) dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo.
Baca Juga: Jadi Percontohan, Sukoharjo akan Dapat 35.000 Dosis Vaksin PMK
Lokasi Embung Sendang Sumurup dipilih sebagai lokasi acara tasyukuran agar lebih dikenal masyarakat.
“Embung Sendang Sumurup menjadi destinasi wisata alternatif bagi masyarakat Sukoharjo. Pembangunan embung juga melibatkan paguyuban perantau yang tersebar di Tanah Air. Mereka kompak ingin memajukan kampung halaman,” papar Sigit.
Seorang perwakilan paguyuban perantau Perantara Selindo, Giyarno Dwi Atmojo, mengatakan para perantau atau kaum boro memiliki ikatan emosional dengan kampung halaman.
Mereka selalu ingin berkontribusi demi peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Desa Juron.
Sebenarnya, mereka ingin pulang kampung untuk mengikuti beragam kegiatan peringatan HUT Desa Juron.
“Sebagian besar perantau mudik ke kampung halaman saat Lebaran. Mereka akhirnya mengurungkan niat untuk kembali pulang kampung karena baru saja mudik saat Lebaran,” kata dia.