SOLOPOS.COM - Pengrajin memotong tahu di sentra industri tahu dan tempe di Krajan, Mojosongo, Jebres, Solo, Senin (28/12/2020). Perajin tahu dan tempe mengeluhkan lesunya perekonomian selama pandemi virus corona (Covid-19) ditambah dengan melambungnya harga bahan baku seperti kedelai impor yang mencapai Rp9.250/kg. (Nicolous Irawan/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Harga kedelai yang terus melambung membuat para perajin tahu di Solo harus memutar otak untuk bisa terus berproduksi. Namun jika harga kedelai yang saat ini mencapai lebih dari Rp11.000/kg terus naik, tidak menutup kemungkinan mereka harus menghentikan produksi.

Salah satu perajin tahu di wilayah Krajan, Mojosongo, Jebres, Solo, Giyarto, mengaku harga kedelai saat ini bisa dikatakan termahal selama ia menjadi perajin tahu. “Ini harga yang paling mahal. Sekarang sudah Rp11.000 lebih per kilonya. Padahal harga normalnya dulu antara Rp6.000-Rp7.000/kg,” katanya, Rabu (16/2/2022).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kondisi tersebut memaksa para perajin tahu untuk mengurangi ukuran irisan tahu agar tidak rugi namun tetap bisa diterima pasar. “Sebab kalau harga dinaikkan, penjual tidak mau. Kalau harga kedelai terus naik, lalu pedagang tidak mau harga naik, ya bisa saja berhenti produksi,” katanya.

Baca Juga: Duh, Tempe dan Tahu di Boyolali Kian Mini Imbas Harga Kedelai Naik

Saat ini dalam sehari ia menghabiskan sekitar 90 kg kedelai untuk membuat tahu. Di lokasi itu setiap harinya ada sembilan perajin tahu yang berproduksi. Giyarto mengatakan harga kedelai yang terus meningkat sangat berdampak pada produksi tahu di Solo.

Menurutnya harga kedelai saat ini mencapai Rp11.250/kg. Harga itu sudah bertahan sejak dua pekan terakhir. Namun sejak setahun terakhir harga kedelai memang terus meningkat.

Baca Juga: Balada Perajin Tahu Karanganyar di Tengah Kenaikan Harga Kedelai

Mengurangi Ukuran

Kondisi tersebut menjadi kendala tersendiri bagi perajin tahu. Sebab jika harga tahu dinaikkan, Kemungkinan besar tidak bisa diterima pasar. Namun jika tidak, tentu akan rugi karena harga bahan pokoknya sudah tinggi.

Dengan begitu rata-rata para perajin memilih untuk mengurangi ukuran irisan tahu. Ia pun berharap harga kedelai di Solo bisa kembali turun ke harga wajar, yakni di bawah Rp8.000/kg.

Baca Juga: Harga Kedelai Tembus Rp11.000, 40% Pengrajin Tahu Tempe di Jateng Kolaps

Hal yang tak jauh beda juga disampaikan perajin tahu lainnya, Hendro. Ia mengatakan untuk sementara para perajin tahu menyiasati kenaikan harga kedelai dengan mengurangi ukuran tahu. Di sisi lain ia mengatakan dari sisi pasokan tidak ada persoalan.

Hanya dari segi harga, saat ini sudah tinggi. “Kalau barangnya tidak susah, tapi harganya yang mahal. Kalau harga tahu naik pelanggan nanti komplain. Sejauh ini produksi tidak ada penurunan, stabil,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya