SOLOPOS.COM - Ilustrasi kasus HIV/AIDS di Jateng. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI – Terhitung sejak Januari hingga Mei 2022, kasus HIV/AIDS di Kabupaten Boyolali bertambah sebanyak 53 kasus. Penambahan kasus tersebut membuat kumulatif kasus HIV/AIDS di Boyolali menjadi 868 kasus.

Ihwal data terkini kasus HIV/AIDS tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (7/6/2022). “Untuk range umurnya hampir semua umur. Ada muda, tua, anak-anak juga ada,” kata dia.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia mengatakan anak-anak biasanya terkena HIV/AIDS dikarenakan tertular dari ibunya saat hamil. Puji menilai perkembangan kasus HIV/AIDS selama lima bulan pertama pada 2022 terhitung pesat karena intensifnya tes yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

“Penambahan itu artinya tes VCT [Voluntary Counseling and Testing] kita bagus, artinya kalau kami tidak proaktif mencari, otomatis tidak akan mendapat data tambahan. Cenderung orang yang memiliki HIV/AIDS itu menyembunyikan,” kata Puji.

Lebih lanjut, Puji mengimbau bagi warga yang memiliki keluhan seksual seperti sakit saat kencing, kencing nanah, dan lain-lain untuk bisa memeriksakan diri ke klinik VCT yang dimiliki Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.

Baca juga: Jadi Perdebatan, Sel Punca Justru Bisa Sembuhkan Penyakit HIV/AIDS

“Untuk pemeriksaan VCT butuh pendekatan secara personal, jadi harus ada kerelaan diri untuk diperiksa dan mengungkapkan riwayat aktivitas seksual yang dilakukan sebenarnya seperti apa,” jelas dia.

Puji juga meyakinkan bagi masyarakat yang melakukan konseling di klinik VCT akan dijamin privasinya. Bahkan, pintu keluar dan masuk klinik VCT dibedakan untuk mencegah orang mengetahui.

Pada kesempatan itu, Puji menginformasikan ada 13 tempat yang memberikan layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) HIV/AIDS secara gratis di Boyolali. Tiga belas tempat yang menyediakan layanan PDP HIV/AIDS tersebut terdiri dari dua rumah sakit dan sebelas puskesmas.

Baca juga: Tragis! Ibu di Solo Terdeteksi Positif HIV/AIDS Setelah Melahirkan

Puji memerinci 13 tempat PDP tersebut adalah RSUD Pandan Arang, RSUD Simo, Puskesmas Boyolali I, Puskesmas Boyolali II, Puskesmas Ampel, Puskesmas Teras, Puskesmas Sawit, Puskesmas Banyudono I, Puskesmas Ngemplak, Puskesmas Nogosari, Puskesmas Andong, Puskesmas Karanggede dan Puskesmas Juwangi.

“Puskesmas lain juga bisa melaksanakan screening HIV/AIDS, akan tetapi untuk pengobatan dan perawatan nanti tetap dirujuk ke-13 PDP,” jelas dia.

Tertular dari Suami

Selain itu, Puji mengungkapkan pendeteksian HIV/AIDS juga dilakukan kepada ibu hamil. Puji mengungkapkan tak jarang perempuan hamil dan ibu rumah tangga tertular dari sang suami.

“Ada begitu kasus, ibu rumah tangga di rumah, menunggu suaminya pulang yang kerja di luar kota. Pada waktu screening pas dia hamil, ketahuan positif HIV. Setelah terdeteksi nanti dilacak dan dirunut penyebabnya apa,” kata Puji.

Baca juga: Sanksi untuk 4 CASN Pemkab Boyolali yang Mundur: Kena Blacklist

Puji menganalogikan kasus HIV/AIDS seperti fenomena gunung es dan hanya terlihat di bagian permukaannya saja. Maka ia mengimbau bagi masyarakat untuk berperilaku seksual yang sehat dan setia dengan pasangan.

“Kalau ada keluhan sedikit saja, apalagi ada riwayat seks menyimpang, monggo bisa ke klinik VCT sehingga kami dari pihak Dinkes bisa melaksanakan pertolongan sesegera mungkin. Misal hamil, ya kami beri pengobatan khusus agar janin tidak tertular,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya