SOLOPOS.COM - Ir. Arif Budisusilo, M.M., alumnus Fakultas Pertanian (FP) UNS angkatan 1987 yang kini menduduki posisi sebagai Presiden Direktur Solopos Media Group. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berhasil melahirkan banyak alumni hebat yang kini tersebar di sejumlah daerah di Indonesia.

Mereka tidak hanya sukses secara karier, namun juga memiliki kontribusi dan karya pengabdian bagi bangsa dan masyarakat yang luar biasa.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Salah satunya adalah Ir. Arif Budisusilo, M.M., alumnus Fakultas Pertanian (FP) UNS angkatan 1987 yang kini menduduki posisi sebagai Presiden Direktur Solopos Media Group.

Arif yang pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia periode 2009-2016 ini, namanya sudah dikenal sebagai wartawan kawakan di kancah nasional.

Baca Juga: Mengapa Perlu Vaksin Booster? Ini Penjelasan Dokter RS UNS

Spesial pada Hari Pers Nasional (HPN) tahun ini, uns.ac.id berkesempatan mengulik perjalanan karier Arif, mulai dari kecintaannya pada dunia jurnalistik sejak mahasiswa hingga keberhasilannya menduduki jabatan mentereng di beberapa media.

Saat berbincang melalui Zoom Cloud Meeting pada Selasa (8/2/2022), Arif mengaku sejak duduk di bangku kuliah sudah mencintai dunia tulis-menulis.

Sebelum bekerja menjadi wartawan, ia suka mengirim artikel ke beberapa media, seperti Suara Merdeka, Wawasan, Bernas, hingga Panjebar Semangat yang merupakan majalah berbahasa Jawa tertua di Indonesia.

Baca Juga: Kunjungi UNS, ini Pesan Penting Menteri BUMN Erick Thohir

“Saya memang suka nulis waktu kuliah. Nulis-nulis aja terus mengelola majalah di Fakultas Pertanian namanya Mahita terus berganti nama menjadi Primordial,” ujar Arif, Selasa dalam rilis yang diterima Solopos.com.

Selain mengelola majalah di FP UNS, Arif juga bergabung dengan mahasiswa di fakultas lain untuk mengerjakan Tabloid Komponen untuk tingkat universitas.

Sayangnya, tabloid itu usianya hanya seumur jagung karena dibredel usai mengkritik kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/ BKK) di zaman Orde Baru.

Baca Juga: FIP UNY Lakukan Kunjungan Benchmarking ke FKIP UNS, Ini Tujuannya

Mencoba Peruntungan di Ibu Kota

Seusai menamatkan studinya di UNS pada 1992, Arif kemudian beranjak ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Karena tak ingin menganggur, Arif melakoni berbagai pekerjaan sembari menunggu panggilan kerja dari banyaknya lamaran yang sudah ia kirimkan.

Ia mengaku pernah melakoni pekerjaan sebagai sales elektronik canvassing dan sales buku ensiklopedia dan detailing produk farmasi.

Walau harus melewati masa-masa berat dalam hidupnya, Arif menilai hal itu membuat mentalnya semakin kuat dan berguna bagi karier dan profesinya saat ini.

Singkatnya, perjalanan Arif di Ibu Kota mulai menunjukkan titik terang tatkala ia diterima bekerja sebagai reporter di koran Harian Terbit, yang redaksinya berkantor di Pulogadung, Jakarta Timur.

Baca Juga: Akademi Komunitas Negeri Pacitan Belajar Kehumasan ke UNS Solo

Di titik ini Arif mampu memetik banyak pelajaran, sebab tanggung jawab yang dilakoninya sebagai reporter di Harian Terbit tidaklah main-main.

Ia sering berkutat dengan berita-berita yang harus diselesaikannya hingga malam hari, namun di pagi harinya Arif harus kembali bersiap menjemput berita. Hal itu diungkapkan Arif dalam tulisannya yang berudul “Berani Mencoba, Tidak Takut Salah”.

Seusai “mentas” dari Harian Terbit, mantan Ketua Senat FP UNS 1990-1992 ini kemudian bergabung dengan koran Bisnis Indonesia sejak Februari 1996.

Ia mengatakan, butuh waktu sekitar empat bulan untuk melewati proses perekrutmen di Bisnis Indonesia. Arif mengisahkan Bisnis Indonesia kala itu menjadi tempat impian banyak wartawan karena dampaknya yang begitu besar pada dunia bisnis.

Baca Juga: Deretan Alumni FEB UNS Solo Jadi Pejabat Top, Ketua OJK sampai Dirut KAI

Di Bisnis Indonesia inilah, karier Arif mulai menanjak. Arief yang memulai karier sebagai reporter, lantas menapaki posisi baru sebagai asisten redaktur, redaktur, redaktur pelaksana, wakil pemimpin redaksi, hingga Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia.

Walau kini Arif tak lagi memimpin Bisnis Indonesia, ia mendapat amanah baru dengan segudang tanggung jawab sebagai Presiden Direktur Solopos Media Group dari para pemegang saham, sejak akhir Juli 2020 yang lalu.

Di posisi barunya ini, Arif membawahi Koran Solopos, Koran Solo, Solopos.com, Radio Solopos FM, HarianJogja, Star FM, Solopos Institute, Toko Solopos, dan SoloposFood.

Baca Juga: UNS Solo Terapkan PTM Bergantian pada Semester Depan, Apa Maksudnya?

Tantangan Media di Era Disrupsi

Arif yang memulai karier sebagai reporter koran sejak tahun 90-an, tentu memahami betul bagaimana perubahan media dari konvensional/ kertas menjadi elektronik.

Ia mengutarakan bahwa saat disrupsi digital mulai melanda maka media harus relevan supaya tidak ketinggalan dengan perubahan ekosistem industri media.

“Perubahan konsumen pembaca maunya apa, baca berita pakainya apa, ketika mencari informasi, dan bagaimana caranya menjadi relevan,” kata Arif.

Walau saat ini banyak berita clickbait yang “dibumbui” untuk mengundang rasa penasaran pembaca, Arif mengatakan medianya tak mau seperti itu.

Baca Juga: Pakar Patologi Klinik UNS Solo: Booster Vaksin Covid-19 Penting, Tapi..

Baginya esensi sebuah media adalah penyampai informasi kepada masyarakat yang harus membawa manfaat bagi kepentingan publik.

Arif tidak ingin dan dengan tegas mengatakan Solopos Media Group yang dipimpinnya tidak mau ikut arus dan tetap konsisten menyuguhkan berita yang menggerakkan Kota Solo dan menopang perekonomian Indonesia.

Dia sadar Solo merupakan kota penting di Jawa Tengah yang memegang peranan di sektor ekonomi, bahkan merupakan episentrum politik nasional.

Baca Juga: UNS Solo Bantu Digitalisasi Desa Wisata Watu Gambir Karanganyar

“Jadi jurnalis yang benar, media yang benar. Prinsip dasar menyajikan fakta yang benar karena fakta tidak bisa dimanipulasi dan cara menyajikan tidak boleh dimanipulasi. Jangan memberitakan kebohongan apalagi direkayasa kepada masyarakat,” tegasnya.

Pada HPN tahun ini, Arief berpesan agar fungsi jurnalistik sebagai penyampai informasi publik harus berdampak positif kepada publik. Mereka harus mendapat informasi, hiburan, dan edukasi supaya hidupnya lebih baik dan media harus mampu menjadi navigator informasi.

“Bahwa peran komunikasi sangat penting dan itu menjadi peran media dalam kondisi seperti ini. Kalau media menjalankan perannya tidak benar ya bangsa ini rusak. Dan ini sudah kelihatan di mana orang kemudian cenderung percaya hoax di media sosial. Karena itu saya mengajak grup kami sendiri untuk selalu sadar informasi yang kita publish ke masyarakat itu punya dampak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya