SOLOPOS.COM - Ilustrasi strain terbaru virus corona jenis terbaru pemicu Supercovid. (Kemlu.go.id)

Solopos.com, SOLO — Kabar mutasi virus Corona SARS-CoV-2 atau Covid-19, menimbulkan pertanyaan apakah varian virus baru ini masih bisa diatasi dengan vaksin yang tahun depan diedarkan?

Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio mengatakan mutasi virus merupakan peristiwa alamiah. Virus akan membelah diri dan bermutasi secara acak.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Dalam proses ini terjadi seleksi alam. Apabila hasil mutasi lemah, virus akan tereliminasi. Sebaliknya, kalau menambah fitness, dia akan selamat.

Identitas 3 Korban Meninggal dalam Kebakaran Indekos Gembongan Kartasura

“Itu salah satu upaya virus menyesuaikan diri dengan lingkungan dia berada. Makin lama makin fit sebetulnya. Tidak selalu makin ganas, tapi makin sesuai dengan lingkungannya,” ujar Amin dalam jumpa pers, Kamis (24/12/2020).

Guru Besar Ilmu Mikrobiologi itu menjelaskan sejauh ini mutasi terjadi pada protein S, bukan RBD. Mutasi virus Corona varian Inggris terjadi di RBD, tapi hanya beberapa poin.

Hal ini belum mengubah struktur atau sifat antigen. Artinya, Amin menegaskan mutasi ini belum mengganggu kinerja vaksin.

Diliburkan Saat Natal dan Tahun Baru, Ini Tanggapan PKL Alun-Alun Wonogiri

Jangan Panik

Amin mengajak masyarakat jangan panik. Masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh keberadaan iklim terhadap virus sebab virus tidak mengenal musim dan geografis.

Sebagai contoh, varian virus Corona baru ditemukan di Inggris yang saat ini musim dingin. Namun, virus ini juga ditemui di Australia dan Singapura yang kondisinya berbeda dari Inggris.

“Kehadiran itu harus diterjemahkan dengan upaya kita untuk deteksi, merespons, dan mencegah jangan masuk ke Indonesia. Memang tidak mudah mendeteksi karena pintu kita banyak,” kata Amin.

Hari Ini Jumlah Pasien Covid-19 yang Sembuh Tembus Rekor Baru, Tapi Ada yang Bikin Sedih

Lembaga Eijkman berupaya mengkaji mutasi virus yang memicu pandemi ini. Awalnya, penelitian Eijkman menemukan SARS-CoV-2 di Indonesia memiliki varian yang dekat dengan yang berasal dari Wuhan.

Kemudian, pada isolasi Agustus-September, ditemukan ada mutasi. Selanjutnya pada isolasi virus November-Desember termasuk mutasi virus di Inggris. Penelitian ini penting untuk menentukan tindakan-tindakan yang harus diambil.

“Mutasi bisa menimbulkan masalah. Tapi dari mutasi kita belajar dari mana virus berasal, bagaimana pola mutasi. Misal [virus] di Indonesia masih kerabat dekat dengan Wuhan. Tapi berbeda dari pola mutasi di Afrika, Eropa, dan Amerika,” kata Amin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya