SOLOPOS.COM - Kapolres Pacitan AKBP Wiwit Ari Wibisono saat bertanding dengan Enggar Trihatmojo. (detik.com)

Solopos.com, PACITAN — Usianya boleh saja masih 9 tahun. Ia pun masih duduk di bangku kelas 3 madrasah ibtida’iyah (MI). Namun, kalau berbicara soal prestasi, apa yang dicapai bocah bernama lengkap Enggar Trihatmojo, ini tak sekecil badannya.

Enggar merupakan salah satu pecatur cilik berbakat asal Pacitan, Jawa Timur. Tepatnya asal Desa Padi, Kecamatan Tulakan. Sejumlah penghargaan berhasil diraih putra pasangan Khoiri dan Jamilah ini. Antara lain juara 2 Porkab, juara 1 putra antar SD/MI, serta juara 2 putra SD/MI HUT Sekolah Catur. Enggar juga menyabet juara 3 Catur Cepat di Yogyakarta, Juara Harapan 1 Putra Porseni MI, dan teranyar Juara 1 pelajar Tingkat Nasional BPK Penabur.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ia jago bermain catur karena orang tuanya. “Dilatih sama Bapak,” ujar Enggar, Senin (22/8/2021), seperti dikutip dari detik.com.

Rupanya, Khoiri yang tak lain ayah Enggar juga seorang pehobi catur. Tak heran jika ilmu yang dimilikinya berusaha diturunkan kepada sang anak. Tidak itu saja, untuk mengasah kemampuan Enggar, Khoiri mengikutsertakannya pada turnamen.

“Diikutkan turnamen dan (meraih) juara satu,” kenang Enggar tanpa merinci kapan kejuaraan dimaksud berlangsung.

Melihat bakat yang dimiliki Enggar, orang tuanya lantas mengirimnya ke sekolah catur di Kecamatan Pacitan. Di tempat itulah siswa MI Muhammadiyah Tulakan itu digembleng oleh para pelatih profesional. Sederet prestasi pun pernah diraih. Tak hanya di tingkat lokal dan regional, namun juga nasional.

Kesan tersendiri juga dirasakan pelatih Enggar, Rismiaji, 53. Menurut dia, sejak 3 bulan pertama mengikuti pelatihan, bakat dan kemampuan Enggar tampak menonjol. Bahkan, relatif lebih dominan dibanding sejumlah rekannya sesama murid sekolah catur.

Improvisasi

Sebagai guru, lanjut Rismiaji, dirinya mengajarkan teori. Namun di balik itu, kemampuan siswa untuk berimprovisasi juga memegang peranan penting. Keduanya harus berjalan beriringan untuk dapat mencetak pecatur profesional.

Baca Juga: Jumlah Penerima Bertambah, Pemkot Jogja Mundurkan Penyaluran Bantuan Sosial Tunai

“Kalau dia itu ya di atas teman-temannya. Karena dia itu ya di otodidaknya juga kuat. Kan tugas kita melatih teori kalau catur itu,” terang Rismiaji yang pernah melatih, Catur Adi Sagita, pecatur Pacitan yang pernah membawa berprestasi di kancah internasional.

Teori yang diberikan pelatih, lanjut Rismiaji, biasanya sebatas pembukaan (opening). Selanjutnya, saat memasuki babak tengah (middle) hingga babak akhir sangat tergantung pada kemampuan pemain untuk berinovasi. Pada dua babak terakhir itu, penguasaan Enggar cukup bagus.

“Kalau dia memang kuat. Kalau sudah middle dia bagus seperti waktu melawan Pak Kapolres,” imbuhnya.

Kebolehan Enggar sebagai pecatur cilik yang memiliki talenta juga terbaca saat diundang Kapolres Pacitan AKBP Wiwit Ari Wibisono. Meski sempat terkunci satu kali oleh kapolres, namun akhirnya Enggar berhasil menguasai hingga pertandingan selesai.

Baca Juga: Fenomena Blue Moon di Langit Soloraya

“Dengan tadi langkah-langkah catur saya yang apabila dia bukan orang profesional, dia pasti akan terjebak. Tapi ternyata dia bisa melalui itu,” ucap Wiwit usai pertandingan di ruang kerjanya pekan lalu.

“Terbukti saya juga dikalahkan oleh anak tersebut,” ucap Wiwit bangga seraya memberikan bantuan pembinaan.

Selain dikenal mahir bermain catur, Enggar juga merupakan anak cerdas di sekolahnya. Saat pelaksanaan ujian dirinya kerap meraih ranking satu. Cabang olahraga lain yang diminatinya adalah bola voli. Apresiasi pun datang dari sejumlah pihak, termasuk Bupati Indrata Nur Bayuaji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya