SOLOPOS.COM - Wisatawan berfoto selfi dengan latar belakang instalasi hiasan bola di kompleks Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, Rabu (29/12/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Stakeholders dan para pelaku usaha wisata Kota Solo mulai ancang-ancang menyambut 2022 dengan penuh optimisme. Andalkan wisatawan domestik, mereka yakin masyarakat tak lagi khawatir pelesiran di era new normal ini.

Wakil Ketua Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) Jawa Tengah (Jateng), Daryono, mengaku yakin pariwisata Solo bergerak positif di kuartal pertama dan kedua ini. Ramainya wisatawan juga bergeser yakni pada Januari hingga Februari.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Biasanya dua bulan pertama ini masuk dalam kategori low season. Salah satu penyebabnya yakni banyak kegiatan yang ditunda pada akhir 2021, sehingga dialihkan pada Januari-Februari 2022. Disusul banyaknya agenda nasional yang bakal digelar di Solo pada awal 2022 ini.

Baca Juga: Duh, Mobil Listrik Wisata Solo Berpotensi Langgar Aturan, Ini Alasannya

Mulai dari acara Trade Industry and Investment Working Group (TIWG) G20, Kadin Summit, serta ulang tahun ke-50 Real Estate Indonesia (REI). Semua itu membangkitkan optimisme pelaku usaha wisata di Kota Solo.

“Tren ini enggak hanya di Solo, tapi juga di Yogyakarta yang juga full booked sampai Februari. Tapi dengan catatan ya, tidak ada peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan. Kami optimistis kuartal pertama dan kedua bakal bagus,” harapnya saat wawancara dengan Solopos.com, Rabu (5/1/2022).

Hal sama juga disampaikan Pejabat Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Sistho A Sreshtho. Ia menargetkan okupansi hotel pada 2022 ini sama dengan 2019 lalu yakni mencapai 70%. “Kami optimistis 2022 asalkan tidak ada drama, atau varian baru lagi seperti 2021,” terangnya.

Baca Juga: Viral Baliho Solo Aman Terpasang di Jogja, Ini Kata Wali Kota Gibran

Okupansi Hotel Tertinggi

Lebih lanjut, Sistho mengatakan pada 2021 lalu okupansi hotel paling tinggi terjadi pada Oktober. Pada bulan tersebut angkanya mencapai 80%. Namun pada bulan lain jumlahnya menurun hingga 50%.

Jumlah tamu hotel yang merupakan pendukung usaha wisata di Kota Solo saat Lebaran juga di luar prediksi. Mereka menarget kamar terisi penuh, namun tingkat keterisiannya hanya 60% hingga 70%.

“Rata-rata okupansi hotel pada 2021 turun hanya 50%. Tahun ini kami menarget sama dengan pencapaian pada 2019 sebelum pandemi yakni rata-rata 70%. Asalkan enggak ada temuan varian baru seperti sebelumnya,” kata Sistho.

Baca Juga: Tanpa Batasan Usia, Pengunjung TSTJ Solo Naik Signifikan

Mengutip Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, mayoritas pengunjung di Solo yakni wisatawan domestik. Angka tingkat penghunian kamar (TPK) hingga November hanya 54,4%. Jumlah rata-rata lama menginap (RLM) hotel berbintang selama 1,35 hari.

Penumpang melalui angkutan udara naik 25,85% dibandingkan Oktober dengan jumlah 27.425 orang. Semuanya merupakan penumpang domestik dengan wilayah asal dan tujuan Jakarta, Bali, serta Pontianak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya