Uniknya Sendang Gondang Klaten, Konon Sering Muncul Lele Tinggal Tulang

Solopos.com, KLATEN — Desa Kemiri di Kecamatan Tulung, Klaten, memiliki tujuh sendang yang di dalamnya terdapat mata air. Salah satunya ada di Dukuh Kemiri. Namanya Sendang Gondang. Di dekatnya terdapat satu pohon berukuran besar

Sendang yang masih terawat dengan baik ini memiliki mata air yang jernih dan menyegarkan. Namun di balik itu, tersimpan kisah unik berbau-bau mistis. Beberapa warga sekitar meyakini di sendang kadang-kadang muncul lele yang bentuknya tinggal tulang tapi kepalanya utuh. Ikan itu sering terlihat berenang saat malam Jumat Kliwon.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sulit dibuktikan kebenarannya namun itu yang diungkapkan Kepala Dusun (Kadus) II Desa Kemiri, Sumardiyono, Sabtu (11/12/2021). Ia mengatakan saat lele tinggal tulang berukuran jumbo itu muncul biasanya diikuti sejumlah ikan lain di belakangnya.

Baca Juga: Sunatan Unik di Klaten, Bocah Diarak Dulu dan Dimandikan di Sendang

“Benar, lele yang tinggal duri itu sering muncul saat malam Jumat Kliwon. Kepala lele itu masih utuh, tapi badannya hanya duri. Ibaratnya, lele itu sebagai ketuanya di sini. Saat muncul, di belakangnya diikuti lele-lele yang lain,” katanya kepada Solopos.com.

Sumardiyono mengatakan kisah mistis itu diceritakan secara turun-temurun dari zaman nenek moyang desa tersebut. Hingga sekarang, warga di Kemiri masih mempercayai kisah tersebut. “Sendang Gondang ini satu dari tujuh sendang yang ada di Kemiri,” katanya.

Selain terdapat pohon besar, Sumardiyono mengatakan di sekitar sendang juga terdapat arca atau yoni. “Dulu, arca di situ mau dicuri. Lalu, warga satu RT di sini kesurupan semua. Makanya, tak ada yang berani mencuri arca di kompleks sendang itu,” katanya.

Baca Juga: Penyuluh KUA Rela Rogoh Kocek Pribadi demi Bekali Pengamen Ilmu Agama

Sumardiyono mengatakan di Dukuh Kemiri juga terdapat petilasan yang masih terkait dengan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Tak heran, banyak orang dari Keraton Solo yang berziarah di petilasan di dukuh tersebut, terutama saat Jumat Kliwon.