SOLOPOS.COM - Seorang umat merapikan bonggol jagung pada instalasi pohon Natal di Gereja Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi, Desa Gadungan, Wedi, Klaten, Selasa (22/12/2020). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Umat Gereja Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi, Desa Gadungan, Kecamatan Wedi, Klaten, berupaya memeriahkan Natal dengan membikin pohon natal setinggi 6 meter di depan gereja.

Namun, bukan pohon natal yang sebenarnya mereka pajang. Pohon natal itu dibikin dari instalasi barang bekas berupa bonggol jagung. Bonggol jagung itu dipasang melingkari hampir seluruh bagian kerangka berupa bambu diselubungi paranet berwarna hitam berbentuk kerucut dengan lingkar bawah sekitar 8 meter.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pohon Natal itu kian menarik perhatian ketika malam tiba dengan warna-warni lampu. Setidaknya membutuhkan 1.000 bonggol jagung untuk menghiasi intalasi pohon natal itu.

Misa Natal di Gereja Santa Maria Assumpta Klaten, Barcode Jadi Akses Masuk

Pembuatan pohon natal dilakukan selama lima hari sejak 14 Desember 2020 lalu melibatkan lima orang.

Koordinator Tim Pembuat Pohon Natal dari Bonggol Jagung Paroki Wedi, Petrus Claver Watono, 39, menjelaskan pembuatan instalasi pohon natal dihiasi bonggol jagung itu memanfaatkan limbah dari para petani di sekitar gereja.

“Saat awal pembuatan itu di sekitar gereja baru panen jagung. Dari sana banyak janggel [bonggol] jagung yang terbuang. Dari itulah kami manfaatkan,” kata Watono saat ditemui wartawan di gereja setempat, Selasa (22/12/2020).

Bonggol jagung itu dibeli dari petani di sekitar gereja dengan harga per sak Rp3.000. Pembuatan pohon natal itu setidaknya menghabiskan tiga sak dipenuhi bonggol jagung.

“Tingkat kesulitannya itu awalnya kami kira janggel ringan. Namun ternyata berat dan kerangka dikhawatirkan tidak kuat. Akhirnya kami kurangi,” kata dia.

Pandemi, LP Klaten Optimalkan Pelayanan Online dan Drive Thru

Instalasi pohon natal dengan barang bekas itu ternyata bukan kali pertama dilakukan umat gereja Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi.

Beberapa tahun terakhir, umat gereja tersebut membuat instalasi pohon natal dengan berbagai barang bekas lainnya seperti botol bekas serta daun.

Bekerja Sama Melawan Covid-19

Terkait instalasi pohon natal dari bonggol jagung, Watono mengatakan merupakan ide dari umat gereja setempat bernama Antonius Supriyadi.

Instalasi pohon natal itu juga tak sekadar menjadi penghias serta memeriahkan perayaan Natal di tengah pandemi Covid-19. Ada makna dibalik penggunaan bonggol jagung.

Janggel jagung tanpo klobot. Nak disangga bareng-bareng ora abot. Maknanya semua beban berat kalau dijalani dengan bersatu bisa dilalui dengan baik,” kata Watono.

Objek Wisata Air Ditutup, Latihan Sejumlah Perenang Profesional di Klaten Disetop

Watono mengatakan makna itu tepat diusung tahun ini untuk mengajak seluruh umat gereja bekerja sama melawan Covid-19.

“Ini menjadi pelajaran bagi kami, meskipun tidak bisa bersatu dengan berdekatan tetapi tetap bersama-sama menaati protokol kesehatan dan terus berdoa agar Covid-19 lekas usai,” kata Watono.

Pastor Kepala Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi, Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi Pr, terus menyerukan ajakan kepada seluruh umat bersama-sama disiplin mematuhi protokol kesehatan agar Covid-19 bisa segera terkendali.

“Jangan hanya memikirkan diri sendiri tetapi berpikir untuk orang lain. Menyelamatkan diri sendiri artinya menyelamatkan orang lain,” kata Romo Luhur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya