SOLOPOS.COM - Ilustrasi kehidupan di desa yang belum lepas dari jerat kemiskinan. (kemendesa.go.id)

Solopos.com, WONOGIRI — Jumlah warga miskin di Kabupaten Wonogiri turun 0,56% dari 11,55% pada 2021 menjadi 10,99% pada 2022. Dengan total jumlah penduduk Wonogiri sebanyak 1.057.087 jiwa, maka ada 105,190 jiwa yang masih berstatus miskin.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyebut penurunan angka kemiskinan sebesar 0,56% pada 2022 tersebut terjadi karena kolaborasi realisasi penggunaan anggaran baik dari kabupaten, provinsi, maupun pusat di Wonogiri yang tepat guna dan tepat sasaran. Pada sisi lain, kenormalan baru pascapandemi Covid-19 cukup memengaruhi peningkatan ekonomi masyarakat.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Mulai ada kenormalan, kegiatan-kegiatan kami stabil, penyerapan dan penyebaran tenaga kerja juga cukup rata. Potensi-potensi ekonomi di luar pertanian juga cukup stabil. Maka daya belinya ikut stabil,” kata Joko saat ditemui Solopos.com di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Senin (13/3/2023). 

Jekek, sapaan akrabnya, menjelaskan program-program padat karya yang melibatkan banyak warga menjadi kunci kestabilan ekonomi masyarakat yang pada ujungnya menurunkan jumlah warga miskin di Wonogiri.

Melalui program padat karya seperti pembangunan jalan usaha tani atau jalan kabupaten membuka lapangan pekerjaan bagi warga. Dengan demikian, mereka mendapatkan upah sehingga mempunyai kemampuan daya beli.

Roda ekonomi berjalan stabil. Dia meyakini tingkat kemiskinan di Wonogiri bisa terus turun hingga mencapai satu digit atau di bawah 10% pada akhir masa jabatannya sebagai bupati pada 2024 mendatang.

Hal itu berdasar pada pertumbuhan ekonomi di Wonogiri yang juga menunjukkan tren positif. Pada 2022 pertumbuhan ekonomi Wonogiri naik 2,28 dibanding 2021 menjadi menjadi 5,53.

“Kami perkuat lagi potensi-potensi program yang bersumber dari luar APBD Wonogiri. Misalnya kami kolaborasikan dengan desa, agar desa membuka ruang-ruang potensi pekerjaan seperti melalui padat karya,” jelas dia.

Pemanfaatan Dana Desa

Program-program untuk penanganan warga miskin di Wonogiri yang disampaikan Jekek itu juga dilakukan di tingkat desa menggunakan dana desa. Salah satunya di Desa Jimbar, Kecamatan Pracimantoro.

Kepala Desa Jimbar, Sutrisno, mengatakan pada 2022 ia menganggarkan program padat karya seperti pembangunan, jalan usaha tani (JUT) , irigasi , dan sumur bor. 

“JUT misalnya, saya anggaran Rp80 juta pada 2022. Program itu hanya melibatkan warga lokal desa. Pekerjanya hanya dari warga Desa Jimbar. Begitu juga dengan pembangun sumur bor dan irigasi yang masing-masing nilai anggarannya Rp40 juta dan Rp25 juta,” ucap dia. 

Sebagai informasi, tingkat kemiskinan diukur dari pengeluaran individu untuk memenuhi kebutuhan dasar baik kebutuhan makanan maupun nonmakanan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Wonogiri, garis kemiskinan Wonogiri pada 2022 tercatat senilai Rp376.763/orang/bulan atau Rp12.558/orang/hari. 

Pengeluaran bulanan atau harian di bawah garis kemiskinan itu disebut miskin. Dengan demikian ada 10,99% atau 105.190 warga di Wonogiri yang pengeluarannya kurang dari Rp12.558/hari. 

Informasi yang dihimpun Solopos.com, pada 2016 atau tahun pertama Joko Sutopo menjadi Bupati Wonogiri, tingkat kemiskinan di kabupaten tersebut tercatat 13,12%. Kemudian pada 2017, jumlah warga miskin turun jadi 12,9%.

Pada 2018 turun lagi menjadi 10,75% dan pada 2019 menjadi 10,25%. Selama empat tahun itu, tingkat kemiskinan turun 2,87%. Namun, akibat pandemi Covid-19 pada 2020 tingkat kemiskinan naik jadi 10,86% dan naik lagi jadi 11,55% pada 2021.

Pascapandemi Covid 19, pada 2022 ini tingkat kemiskinan kembali turun menjadi 10,99%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya