SOLOPOS.COM - Papan pemberitahuan terkait penutupan sementara terlihat terpasang pada pintu utama Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Senin (1/2/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Taman Satwa Taru Jurug atau TSTJ Solo direncanakan tutup selama satu tahun lantaran sepi pengunjung dalam masa pandemi Covid-19. Dampaknya, puluhan karyawan kemungkinan bakal dirumahkan.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan masih mematangkana pembahasan soal penutupan sementara TSTJ. “TSTJ setahun tutup, pengelolaan hewan ditangani dinas. Karena kalau hibah enggak mungkin hibah ke BUMD,” ucapnya kepada wartawan, Senin (1/2/2021).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

"Tapi kalau untuk hewannya itu boleh pakai Dana Bantuan Tak Terduga. Kemarin kan selalu saya sampaikan targetnya adalah hewannya slamet, pegawainya bisa ngliwet. Mungkin bisa jadi dirumahkan, tapi keeper, dokter hewan, dan satpamnya dipekerjakan seperti biasa," imbuh Rudy, panggilan akrabnya.

Baca Juga: Masa Kerja Perdes Jadi Polemik, Bupati Sragen Kumpulkan 20 Camat

Rudy mengatakan TSTJ Solo akan mulai tutup layanan pada awal pekan ini. Pandemi membikin kunjungan ke kebun binatang tepi Sungai Bengawan Solo itu minim.

Operasional jauh lebih tinggi daripada pemasukan. “Mungkin kami bisa membantu karyawan yang terdampak dengan beras,” imbuhnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, memastikan pemberian pakan dan pemeriksaan kesehatan hewan tetap dilakukan guna menjamin kesejahteraan satwa koleksi TSTJ. Taman tersebut memiliki tiga misi, yakni edukasi, konservasi, dan rekreasi.

Baca Juga: Bahaya! Sungai Bengawan Solo Tercemar Mikroplastik dan Logam Berat, Dari Mana Asalnya?

“Misi edukasi dan rekreasi ini kan kondisi sekarang kan tidak berfungsi. Yang berfungsi hanya misi konservasinya. Nah kalau sudah membaik, tentu akan buka lagi," katanya soal TSTJ Solo yang akan tutup.

Area Konservasi

Ahyani mengatakan BTT hanya cukup untuk menutup kebutuhan konservasi. Sementara gaji pegawai yang dirumahkan tergantung kemampuan perusahaan.

Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santosa, membenarkan penutupan area konservasi atau Solo Zoo itu. Pembatasan pengunjung berdasar usia selama pandemi Covid-19 sangat berdampak pada jumlah pengunjung.

Baca Juga: Positif Covid-19 Kota Solo Tambah 3.441 Kasus Dalam Sebulan, 135 Orang Meninggal

Hal itu karena mayoritas pengunjung TSTJ berusia bawah 15 tahun. Rencana TSTJ Solo tutup setahun berdasarkan evaluasi bersama Pemkot. Selama Pandemi, rata-rata jumlah kunjungan harian 20-25 orang.

Karena itulah, Bimo melakukan evaluasi dan memutuskan penutupan sementara. “Penutupan dilakukan seusai rapat RUPS [Rapat Umum Pemegang Saham] bersama Wali Kota," bebernya.

Baca Juga: Pulang Dari Sawah, Warga Nguntoronadi Wonogiri Meninggal Tertimpa Pohon

Bimo mengatakan keputusan merumahkan karyawan masih belum pasti lantaran masih dalam tahap pembahasan. Jumlah karyawan terdampak sebanyak 82 orang.

Tiket yang sudah dibeli online saat tengah tahun lalu masih bisa digunakan hingga 2022 sehingga pengunjung tak perlu khawatir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya