SOLOPOS.COM - Petugas kesehatan mendata jamaah calon haji sebelum melakukan tes usap PCR di Kantor MUI Kota Tangerang, Tangerang, Banten, Jumat (3/6/2022). Tes PCR dengan hasil negatif COVID-19 merupakan syarat wajib yang harus dilakukan jamaah calon haji sebelum memasuki Embarkasi Pondok Gede dan juga Arab Saudi. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.

Solopos.com, JAKARTA — Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami tren naik beberapa hari terakhir.

Pakar kesehatan yang juga Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan peningkatan tren kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir perlu disikapi dengan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui pangkal masalahnya.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

“Covid-19 jelas memang masih pandemi, sebagaimana disampaikan pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada pertemuan kesehatan sedunia 22 Mei 2022. Tegasnya kebijakan memang harus diputuskan dengan amat hati-hati dengan melihat kenyataan yang ada,” kata Tjandra melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (10/6/2022).

Dia mmengatakan, bahwa kenaikan kasus saat ini masih berada di bawah indikator WHO, sehingga situasi masih belum membahayakan.

Baca Juga: Waspada! Kasus Covid-19 Kembali Merangkak Naik

Tapi dalam kesehatan masyarakat, kata Tjandra, yang perlu dilihat bukan hanya angka mutlak sesaat tetapi juga mempertimbangkan tren laju kasus.

“Sudah jelas sekarang kita berhadapan dengan tren yang meningkat. Sudah sampai dua kali lipat,” ujarnya.

Karena itu, Tjandra mendorong seluruh otoritas terkait untuk mewaspadai situasi serta melakukan tindakan yang jelas.

Baca Juga: Saat Pandemi Covid-19 Jaya, Kini Penjual Masker Terancam Gulung Tikar

“Segera melakukan analisis, kenapa ada kenaikan sampai dua kali lipat ini, apakah karena Omicron BA.4 dan BA.5 atau varian maupun sub-varian lain. Atau masih merupakan dampak libur Lebaran yang sudah hampir dua bulan berlalu, atau ada sebab lain,” jelasnya.

Selain itu, Tjandra juga mendorong dilakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mengetahui tentang ada tidaknya varian atau subvarian baru.

“Pemeriksaan WGS harus ditambah jumlahnya, bukan hanya untuk tamu acara internasional di Bali dan lainnya,” katanya.

Baca Juga: Waspada! Kasus Covid-19 Kembali Merangkak Naik

Tjandra mengatakan prinsip dasar survailens berupa penyelidikan epidemiologi (PE) dan penelusuran kasus harus tetap diterapkan dengan ketat.

“Misalnya, jumlah kasus baru kemarin sekitar 600 orang, dan sebaiknya semuanya di lakukan PE, toh jumlahnya belum terlalu banyak,” katanya.

Jika sudah ditemukan penjelasan penyebab kasus naik berdasarkan data ilmiahnya yang rinci, kata Tjandra, maka segera diinformasikan ke publik agar masyarakat dapat mengambil sikap secara proporsional.

Baca Juga: Masuki Uji Klinis Tahap Tiga, Vaksin Covid-19 BUMN Rampung Juli 2022

Data yang dilansir dari Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan tren kasus mingguan di Indonesia kembali naik, yakni sebesar 31 persen.

Data pada 22 Mei 2022, kasus positif berjumlah 1.814 kasus, namun kini naik menjadi 2.385 kasus.

Kasus aktif harian juga ikut mengalami peningkatan sebesar 328 kasus atau 10 persen. Dari kasus aktif harian yang terlaporkan pada 2 Juni 2022, yakni 3.105 kasus, sekarang bertambah menjadi 3.433 kasus.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Kasus Covid-19 Indonesia Naik Akibat Omicron BA.4 dan BA.5? Begini Penjelasan Pakar Kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya