SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Tradisi nyadran masyarakat Jawa sebelum memasuki bulan puasa mengatrol harga bunga tabur mencapai dua kali lipat lebih. Bahkan harga ini diprediksi terus meningkat.

Salah satu pedagang bungan tabur di Pasar Kembang, Tri Wijayanti, 32, mengatakan sebelumnya harga satu keranjang bunga tabur senilai Rp20.000 namun sekitar tiga pekan ini naik menjadi Rp50.000. Satu jirit menurut Wijayanti awalnya Rp75.000 namun kini menjadi Rp250.000.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Pedagang lainnya, Tri, 45, juga mengatakan ada kenaikan harga bunga tabur. Satu tampah kecil sebelumnya Rp10.000 namun kini naik menjadi Rp25.000.

“Tapi harga ini kalau sudah dekat bulan puasa biasanya menurun,” terang Tri kepada Solopos.com di kiosnya, Rabu (26/6/2013).

Tri menambahkan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga mempengaruhi kenaikan harga bunga tabur. Menurut dia, jika dibandingkan dengan penjualan pada tahun sebelumnya kenaikan harga bunga tabur saat nyadran ini sekitar 10%-15%.

“Jadi penyebab kenaikan bertambah, tidak hanya karena nyadran tapi juga BBM naik karena biaya transportasi naik,” tutur Tri.

Selain harga bunga tabur yang meningkat, harga bunga krisan juga naik. Alasan kenaikan tersebut adalah karena pada beberapa bulan terakhir banyak orang yang menikah. Kenaikan harga bunga krisan menurut Wijayanti sekitar Rp5.000 menjadi Rp25.000. Namun dia menuturkan harga jual masing-masing pedagang berbeda karena tidak kulak di tempat yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya