SOLOPOS.COM - Sejumlah aktivis LSM Drajat membentangkan spanduk berisi penolakan berdirinya KAMI di Sragen dalam aksi damai di Alun-Alun Sasana Langen Putra Sragen, Senin (14/9/2020). (Istimewa/Dok. Sunarto)

Solopos.com, SRAGEN — Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dewan Rakyat Jelata (Drajat) Sragen menolak masuknya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia alias KAMI ke Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng).

Penolakan itu disampaikan dalam aksi damai yang digelar LSM Drajat di Taman Kridoanggo Sragen dan Alun-Alun Sasana Langen Putra Sragen, Senin (14/9/2020). Aksi tersebut dihadiri belasan anggota LSM Drajat Sragen yang diketuai Sunarto.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam aksi damai itu, mereka membentangkan beberapa spanduk yang betuliskan "Wong Sragen ora butuh KAMI" dan "Rakyat Jelata Sragen menolak keras KAMI". Dalam aksinya, Sunarto yang lebih akrab disapa Narto Pelo mengemukakan kehadiran KAMI telah mengundang polemik atau pro dan kontra di tingkat nasional.

Mobil Mogok, Wanita Ini Dirampok & Diperkosa di Depan Anak-Anaknya

Kecenderungan yang terjadi, kata dia, KAMI tak hanya berdiri di tingkat pusat, tetapi juga tiap daerah. Di sejumlah daerah, telah ada kelompok yang mendeklarasikan berdirinya KAMI.

"KAMI itu adalah kepentingan elit di tingkat pusat yang membingungkan masyarakat bawah. Itu bukan masalah wong Sragen sehingga tidak perlu dibawa ke Sragen. Kalau sampai masuk sudah pasti akan mengundang pro dan kontra. Bisa saja warga Sragen diadu domba kalau KAMI bisa masuk," ujar Narto seusai aksi.

Kecurigaan

Narto mencium gelagat sekelompok warga yang mendukung berdirinya KAMI di Sragen. Dia meminta warga tersebut tidak membawa polemik terkait organisasi itu ke wilayah Sragen.

Dia meminta warga Sragen tidak terprovokasi dengan niatan sejumlah elit politik yang sengaja ingin menghadirkan polemik di lingkungan masyarakat.

Di Lereng Merapi Daerah Klaten Ini Dilarang Teriak-Teriak Kalau Enggak Pengin Kesurupan

"Ada indikasi atau niatan bahwa polemik tersebut akan di bawa ke lapisan masyarakat bawah. Melalui aksi ini, kami ingin mengingatkan bahwa slogan kita itu Sragen Asri yakni Aman, Sehat, Rapi dan Indah yang diwariskan ke kita itu merupakan tanggung jawab bersama. Jangan sampai ternoda dan tercela," papar Narto.

Narto mengakui sebenarnya terdapat 150 warga yang berniat mengikuti aksi tersebut. Akan tetapi, polisi hanya mengizinkan aksi tersebut diikuti tidak lebih dari 20 orang demi mencegah potensi penularan Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya