SOLOPOS.COM - Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, saat ditanyai mengenai kasus gagal ginjal misterius pada anak khususnya di wilayah Boyolali di sela-sela bekerja di ruangannya, Selasa (18/10/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, mengatakan belum ditemukan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Boyolali. Namun, dirinya tetap meminta seluruh fasilitas kesehatan untuk waspada.

Menyusul maraknya Kasus gagal ginjal misterius pada anak di Indonesia dengan jumlah total kaporan mencapai 152 kasus pada Jumat (14/10/2022).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Kami melakukan sistem kewaspadaan dini dan respons. Tadi juga saya sampaikan pada ada pertemuan bahwa kita harus lebih aware dengan adanya kasus-kasus yang ditemukan,” ujar Puji Astuti saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (18/10/2022).

Puji mengatakan penyakit ini mengenai anak usia 0 hingga 18 tahun dan didominasi para anak bawah lima tahun (balita).

Puji juga memaparkan beberapa gejala yang dimiliki dari penyakit gagal ginjal akut misterius antara lain demam atau memiliki riwayat demam selama tujuh hingga 14 hari dan riwayat Covid-19. Kemudian diikuti dengan penurunan air kencing, air kencing berwarna keruh, dan hipertensi.

“Kalau ada kecurigaan seperti itu, maka harus secepatnya dikonsulkan ke dokter anak. Kemudian ke rumah sakit, nanti akan dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal seperti ureum kreatinin, SGPT [Serum Glutamic Pyruvic Transaminase], dan sebagainya yang berhubungan dengan ginjal,” jelasnya.

Baca juga: Kunjungan Pasien di Puskesmas di Boyolali Didominasi Sakit Batuk Pilek

Ketika ureum kreatinin diketahui meningkat dan tidak diketahui etiologi atau penyebabnya, maka hal tersebut dapat mengarah ke penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak.

Lebih lanjut, jelas Puji, masih diperlukan beberapa informasi untuk menentukan apakah itu penyakit gagal ginjal misterius atau bukan. Seperti ada atau tidak riwayat kelainan ginjal sebelumnya.

“Misal sebenarnya tidak ada riwayat, tapi tiba-tiba seperti itu. Kemudian didapatkan tanda hiperinflamasi dan hiperkoagulasi dari pemeriksaan laboratorium,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Puji, pasien juga akan ditanyai terkait riwayat perjalanan selama 14 hari, riwayat vaksinasi Covid-19, jenis vaksin, riwayat kontak, riwayat penyakit sebelumnya, dan apakah pernah terkena Covid-19.

Saat disinggung apakah penyakit ini dipicu long Covid, Puji hanya menjawab hal tersebut masih berupa kemungkinan karena memang penyakit gagal ginjal akut pada anak ini belum diketahui penyebabnya.

Baca juga: Teka-Teki 5 Anak di DIY Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut, Dinkes: Misterius

“Intinya nanti akan dihimpun informasi sebanyak-banyaknya. Setelah itu pasti akan ada studi dan penelitian,” jelas Puji.

Puji mengungkapkan sebelum adanya tren kasus gagal ginjal akut misterius, di Boyolali belum ada laporan terkait gagal ginjal pada anak yang ia terima.

“Saya imbau untuk semua pencegahan penyakit itu dimulai dari menjaga prokes [protokol kesehatan]. Jangan lupa untuk menjaga dan meningkatkan imun. Kemudian kalau ada gejala, segera saja ke faskes untuk dipastikan sakitnya apa,” kata Puji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya