Para wakil korban gagal ginjal akut pada anak menggugat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan sejumlah industri farmasi.
Pemerintah harus melakukan investigasi hingga tuntas & meminta pertanggungjawaban pihak-pihak terkait yang teledor hingga menyebabkan banyak nyawa melayang karena gagal ginjal akut.
Tim yang dipimpin oleh Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) masih mengumpulkan barang bukti untuk penyidik sebagaimana dikatakan Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo.
BPOM menyatakan ada beragam penyebab anak terkena gagal ginjal akut, salat satunya yakni multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca Covid-19.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri memperoleh laporan dari RSUP Dr Sardjito terkait temuan terduga kasus gagal ginjal akut yang menyerang satu anak dari Wonogiri hingga menyebabkan meninggal dunia, Kamis (20/10/2022) siang.
Kasus gagal ginjal akut akibat mengonsumsi sirop paracetamol mengandung bahan kimia dietilen glikol bukan hanya terjadi di Indonesia. Sejumlah negara pun melaporkan kasus serupa. Dietilen
Setelah melarang peredaran dan penggunaan obat sirop atau cair, Kemenkes mengumumkan temuan terbaru dengan terdeteksinya 3 zat berbahaya yang ditemukan pada balita pasien AKI, yakni ethylene glycol-EG, diethylene glycol-DEG, serta ethylene glycol butyl ether-EGBE.
Kemenkes lewat surat edaran mengungkap setidaknya lima indikasi anak mengalami gagal ginjal akut yang perlu segera dilakukan penanganan di rumah sakit.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan hingga Rabu (19/10/2022) belum ada laporan kasus gagal ginjal akut namun akan meningkatkan kewaspadaan dan langkah penanganan.
Saat ini, kasus gagal ginjal akut pada anak sedang merebak di tanah air dengan 189 anak terkena penyakit tersebut sehingga Kemenkes melarang sementara penjualan obat sirup cair di apotek dan nakes juga diimbau tidak meresepkan obat sirup cair.