SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota Komunitas Sragen Tempo Doeloe mengadakan kunjungan ke perpustakaan kuno di Pabrik Guka (PG) Mojo Sragen pada 2018 silam. (istimewa/Disdikbud Sragen)

Solopos.com, SRAGEN – Perpustakaan kuno dengan koleksi ratusan buku dan arsip berusia satu abad dianggap sebagai harta karun di Pabrik Gula Mojo Sragen. Terlebih, dari buku dan arsip itu diketahui Tanah Jawa pernah menjadi produsen gula terbesar dunia.

Perpustakaan kuno itu ditemukan secara tidak sengaja oleh tim inventarisasi cagar budaya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen pada 2018 silam. PG Mojo Sragen mulai dibangun pada 1883 dan kemudian beroperasi sejak 1895.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Pegiat Sragen Tempo Doeloe (Stedo), Johny Adhi Aryawan, mengatakan dari buku dan arsip di perpustakaan itu diketahui Jawa pernah menjadi produsen gula tebesar dunia. Awalnya, Johny datang bersama komunitas Stedo, seorang filolog dan seorang penerjemah bahasa Belanda untuk menata semua buku dan arsip sekaligus mengadakan studi literasi.

Baca Juga: Kasus Perusakan Makam di Mojo Solo Berlanjut, 23 Saksi Diperiksa Polisi

Dalam kunjungan selama dua hari, tim memprioritaskan mengkaji buku arsip berbahasa Belanda. Buku arsip tertua diterbitkan pada 1893 dan termuda 1932.

Beberapa arsip itu antara lain terkait laporan umum akhir tahunan industri gula di Jawa berjudul Archief voor de Java Suikerindutrie, laporan umum akhir tahunan industri gula di Hindia Belanda berjudul Archief voor de Suikerindustrie in Ned-Indie, majalah tentang pabrik gula di Jawa berjudul Mededeelingen van het Proefstation Voor de Java Suikerindustrie, kumpulan peraturan terkait industri gula bertajuk Verbandsuiker-Ordonnantie dan lain-lain.

“Secara fisik, buku arsip berbahasa Belanda itu dalam keadaan cukup baik dikarenakan bahan kertas dan finishing yang dipakai memiliki kualitas premium di masanya. Hal tersebut ditandai dengan adanya stempel logo jaminan kualitas dari perusahaan penerbit sekaligus percetakan yang berkedudukan di Surabaya bernama N.V. Boekhandel en Drukkerij – Soerabaja,” terang Johny kala ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (24/6/2021).

Dari studi literasi buku arsip Perpustakaan PG Mojo, terdapat beberapa informasi menarik seputar industri gula di Tanah Jawa. Industri gula di Jawa mencapai masa keemasan pada periode 1894-1932. Pada periode tersebut, produksi gula di Jawa bersaing ketat dengan Kuba dalam memenuhi permintaan pasar dunia.

Pada buku Archief voor de Java Suikerindutrie (1897:589), disebutkan bahwa sampai akhir 1896, Kuba merupakan produsen Gula terbesar di dunia, disusul kemudian Jawa.

“Namun, situasi tersebut berbalik satu tahun kemudian. Industri gula di Jawa secara luar biasa melampaui Kuba pada akhir 1897 dengan hasil produksi sebesar 605 juta kilogram atau 605.000 ton. Hasil gula melimpah ini dipasok dari 148 pabrik gula yang beroperasi di seluruh Jawa pada tahun itu,” jelas Kasi Sejarah dan Tradisi, Disdikbud Sragen ini.

Baca Juga: Beri Layanan Optimal, Pemkab Blora Sederhanakan Birokrasi

Di wilayah Soloraya, terdapat 15 pabrik gula pada 1898. Hal ini seperti tertuang dalam buku arsip berjudul Archief voor de Javasuikerindustrie. Jumlah pabrik gula di Soloraya kemudian meningkat menjadi 16 pabrik pada 1931.

“Archief Voor de Suikerindustrie in Ned Indie terbitan 1919 merekam data laju produksi gula di Jawa pada 1894-1918 mengalami kenaikan hingga 235%. Wilayah Soloraya memiliki andil cukup besar dalam memasok gula di Jawa,” ujar Johny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya