SOLOPOS.COM - Tim dari Polres Boyolali dan tim medis memeriksa obat-obatan yang ditemukan di lokasi meninggalnya direktur BPR, Slamet Rif’an, di rumah kontrakan Tegalsari, Kaligentong, Gladagsari, Boyolali, Selasa (31/1/2023) pagi. (Istimewa/Humas Polres Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI — Kepolisian mengungkap penyebab meninggalnya direktur salah satu Bank Perkreditan Rakyat atau BPR di Boyolali, Slamet Rif’an. Slamet meninggal dunia diduga akibat serangan jantung.

Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, melalui Kasi Humas Polres Boyolali, AKP Dalmadi, mengungkapkan korban ditemukan meninggal dunia di kamar kontrakannya daerah Tegalsari, Kaligentong, Gladagsari, Boyolali, Selasa (31/1/2023).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Ditemukan kondisi tertelungkup di lantai, dekat pintu kamar. Terdapat darah yang diduga keluar dari mulut korban. Diduga karena serangan jantung,” ungkapnya kepada wartawan, Selasa siang.

Dalmadi mengungkapkan personel dari Polsek Ampel, Inafis, dan Reskrim Polres Boyolali sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Kemudian dilakukan pemeriksaan awal oleh tim medis Puskesmas Gladagsari terhadap jasad direktur BPR di Boyolali itu.

“Dari hasil pemeriksaan awal, korban meninggal kurang lebih dua jam sebelum ditemukan. Pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” ujar dia.

Dalmadi mengungkapkan korban sempat dirawat di RSI Kudus karena penyakit pembengkakan jantung sekitar awal Desember 2022. Di dalam kamar korban juga terdapat banyak obat-obatan yang dikonsumsi korban karena penyakitnya itu.

“Saat ini korban dibawa ke RSUD Pandan Arang Boyolali untuk dilakukan pemeriksaan luar dan perawatan jenazah,” jelasnya. Sebelumnya diberitakan, direktur salah satu BPR ditemukan meninggal dunia di rumah kontrakannya di Tegalsari, Kaligentong, Gladagsari, Boyolali, Selasa (31/1/2023) pagi.

Darah juga sempat ditemukan di sekitar jasad korban. Slamet Rif’an yang berasal dari Jepara bertugas di salah satu BPR di area Ampel selaku direktur yang membawahi fungsi kepatuhan dan bertugas sejak 2019.

Kronologi Penemuan Jasad Direktur BPR

Berdasarkan informasi dari tetangga yang enggan disebutkan namanya, Slamet Rif’an biasanya pulang ke Jepara tiap Jumat sore akan kembali ke Boyolali untuk bekerja setiap Senin.

Ia juga dikenal jarang berinteraksi dengan warga karena pulang bekerja setiap sore dan berangkat pagi. Penemuan jasad direktur BPR di Boyolali itu berawal saat sopirnya, Budi, yang tinggal di satu kontrakan berusaha membangunkan Slamet dengan mengetuk pintu kamarnya.

Namun, Slamet tidak kunjung menjawab. “Sekitar pukul 06.30 WIB saya coba bangunkan tapi enggak direspons. Kemarin itu masih baik-baik saja,” ujarnya.

Budi mengungkapkan korban juga memiliki riwayat penyakit jantung dan pernah dirawat karena penyakit tersebut. Budi pun langsung menemui pimpinan BPR untuk melaporkan bahwa korban tidak merespons saat diketuk pintu kamarnya.

Pimpinan BPR itu kemudian menugaskan seorang pegawai yang tinggal di wilayah terdekat untuk mengecek kondisi korban. Pegawai atas nama Irfandi kemudian mengecek korban sekitar pukul 07.15 WIB.

Saat dicek itu, Irfandi menemukan pintu korban sudah tidak terkunci. Korban ditemukan di depan pintu dalam posisi tertelungkup. “Saat pintu dibuka itu kebentur ke siku bapak. Jadi pintunya enggak bisa dibuka maksimal,” kata dia.

Irfandi juga melihat darah di lantai sekitar jenazah dalam kondisi kering. Ia tak bisa mendeskripsikan jika darah tersebut banyak atau tidak karena ia hanya melihat sebentar.

Selanjutnya, penemuan jenazah tersebut dilaporkan ke Polsek terdekat. Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Pandan Arang Boyolali sekitar pukul 09.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya