SOLOPOS.COM - Ketua Panitia Penyelenggara Arema FC, Abdul Haris didampingi kuasa hukumnya Sumardhan di sela pemeriksaan di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (11/10/2022). (ANTARA/Willy Irawan)

Solopos.com, SURABAYA – Ketua Panitia Pertandingan Arema FC yang menjadi tersangka tragedi Kanjuruhan, Abdul Haris mencokot nama Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan.

Abdul Haris menuntut Iwan Bule, sapaan Mochamad Iriawan, ikut bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

“Panpel kan banyak yang terlibat, itu harus juga bertanggung jawab, terutama Ketua Umum PSSI. Jangan hanya saat klub ini menang dia beri piala, dia dapat nama. Jika posisi klub ada masalah, dia harusnya bertanggung jawab secara hukum,” tuntut Abdul Haris melalui kuasa hukumnya, Sumardhan, di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (11/10/2022).

Sumardhan menyatakan, fakta di lapangan Aremania banyak yang meninggal dunia dan luka-luka diduga disebabkan oleh gas air mata yang ditembakkan polisi.

Baca Juga: CCTV: Pintu Stadion Kanjuruhan Sangat Sempit, Suporter Lemas Tewas Terinjak

Menurut dia, jika komponen dari gas air mata diketahui dapat menjadi dasar pengusutan kasus tersebut ke depan.

“Kami tidak tahu apakah gas air mata itu memang murni gas air mata atau ada efek lainnya, kan itu untuk kepentingan ke depan juga. Kami ingin lihat persamaan hukum dalam menegakkan keadilan. Kalau masih ada pelaku lain segera diusut tuntas,” ujarnya.

“Ingat, Pak Haris ini untuk masalah keamanan sudah minta ke negara, bahkan yang mengeluarkan rekomendasi itu Kapolda dan Kapolres. Ingat juga bahwa pertandingan sudah selesai dan terjadi penembakan gas air mata bukan saat pertandingan dilakukan,” tandas Sumardhan.

Fakta Mengerikan

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan mengungkap fakta detik-detik mengerikan saat penonton berebut keluar.

Saat terjadi kekacauan pada 1 Oktober 2022, seluruh pintu di tribune dalam kondisi terbuka namun sangat sempit sehingga membuat ribuan orang yang panik akibat gas air mata berebutan.

Saling berdesakan keluar dan saling injak dalam kondisi sesak nafas itu itu yang mengakibatkan lebih dari 100 orang meninggal dunia.

Fakta itu diungkap TGIPF berdasarkan rekaman kamera closed circuit television (CCTV) di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Baca Juga: Setelah Penetapan 6 Tersangka, Polri Kejar Perusuh di Luar Stadion Kanjuruhan

“Mengerikan sekali. Situasinya adalah pintu terbuka tapi sangat kecil. Yang itu seharusnya pintu masuk terpaksa menjadi pintu keluar. Orang berebut keluar, sebagian sudah jatuh pingsan terhimpit, terinjak karena efek dari gas air mata. Miris sekali saya melihat detik-detik penonton tertumpuk dan meregang nyawa terekam sekali di CCTV,” ujar anggota TGIPF, Nugroho Setiawan, seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube tvOneNews, Selasa (11/10/2022).

Nugroho menyimpulkan Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur tidak layak untuk menggelar pertandingan berskala tinggi seperti saat Arema FC menjamu musuh bebuyutannya, Persebaya Surabaya.

Baca Juga: Korban Luka Tragedi Kanjuruhan 574 Penonton, Rawat Inap Tersisa 36 Orang

Stadion kebanggaan warga Malang itu hanya layak untuk menggelar pertandingan sepak bola berskala sedang dan rendah.

“Stadion ini tidak layak untuk menggelar pertandingan high risk match, mungkin kalau medium atau low risk masih bisa. Artinya untuk high risk match kita harus membikin kalkulasi yang sangat konkret misalnya bagaimana cara mengeluarkan penonton pada saat keadaan darurat. Sementara yang saya lihat adalah pintu masuk berfungsi sebagai pintu keluar tapi itu tidak memadai. Kemudian tidak ada pintu darurat, mungkin perbaikannya ke depan adalah mengubah struktur pintu itu,” lanjut Nugroho Setiawan yang merupakan satu-satunya orang Indonesia yang memiliki lisensi FIFA terkait pengamanan sepak bola itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya