SOLOPOS.COM - Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (kiri) saat mendampingi Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali melayani wawancara media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (8/9/2022). (Antara/Gilang Galiartha)

Solopos.com, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, menegaskan bahwa dirinya maupun pejabat eksekutif pemerintahan lainnya tidak akan mengintervensi perihal desakan agar Mochamad Iriawan mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI.

Menpora juga tidak melarang masyarakat untuk menyuarakan aspirasi mereka termasuk lewat petisi daring mendesak Ketum PSSI mundur yang menuai banyak dukungan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tidak, tidak. Kami sama sekali, itu silakan saja di masyarakat,” kata Menpora di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (7/10/2022), saat ditanya awak media soal kemungkinan pemerintah mengintervensi karena derasnya desakan agar Iriawan mundur dari jabatan.

Menpora mengingatkan bahwa PSSI sebagai federasi sepak bola di Indonesia bernaung di bawah FIFA yang merupakan otorita sepak bola dunia.

“Pemerintah apa pun yang ada, itu federasi, kita hormati. Kita ada wilayahnya masing-masing,” ujar Menpora.

Pilihan Menpora untuk tidak meneruskan desakan dari masyarakat agar Iriawan mundur tentu tidak lepas dari bayang-bayang ancaman sanksi FIFA yang pernah dirasakan Indonesia pada 2015 silam.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Malang: Suporter Desak Persis Solo Bersikap

Kala itu pemerintah membekukan PSSI pada 17 April 2015 dengan dasar ketidakpatuhan atas imbauan Badan Olahraga Profesional (BOPI) terkait penyelenggaraan Liga Indonesia 2015, yang dijawab FIFA dengan menjatuhkan sanksi kepada PSSI per 30 Mei 2015.

Selain mencabut keanggotaan PSSI, FIFA juga melarang tim nasional maupun klub Indonesia bermain di kompetisi resmi FIFA dan AFC.

Sanksi itu pula yang membuat Menpora cukup berhati-hati dalam tindak lanjut pasca Tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan korban meninggal sedikitnya 131 nyawa selepas pertandingan Liga 1 Indonesia antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) pekan lalu.

Di kalangan masyarakat, Tragedi Kanjuruhan memicu desakan agar Iriawan –yang akrab disapa Iwan Bule– untuk bertanggung jawab dengan cara menanggalkan jabatan Ketum PSSI yang sedianya ia duduki dalam periode 2019-2023.

Baca Juga: Panpel Laga Persis Solo di Manahan Sampaikan Evaluasi Tertulis kepada Menpora

Hingga Jumat petang pukul 18.00 WIB di laman petisi daring, change.org, terdapat dua petisi yang mendesak Iwan Bule mundur dengan jumlah dukungan mencapai total lebih dari 36.000 penandatangan.

Petisi pertama dibuat oleh Suhari Ete dari Perhimpunan Jurnalis Rakyat bertajuk “Tragedi Kanjuruhan, Desak Ketua Umum dan Pengurus PSSI Mengundurkan Diri” yang telah menerima dukungan sedikitnya 21.934 penandatangan.

Sedangkan petisi kedua dibuat praktisi hukum Emerson Yuntho berjudul “Ketua Umum PSSI dan Direktur PT LIB Harus Mundur!” pada Rabu (5/10/2022) dan telah mendapatkan dukungan sedikitnya 14.217 penandatangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya