SOLOPOS.COM - Suasana penggerebekan terduga teroris di Kenjeran, Surabaya, Senin (20/1/2014_) malam. (JIBI/Solopos/Antara/M. Risyal Hidayat)

Solopos.com, SURABAYA — Keluarga dua warga yang dituduh sebagai teroris oleh polisi dan ditangkap aparat Detasemen Khusus 88/Antiteror di Kedungcowek, Surabaya, mengaku kaget dengan kabar pengggerebekan, Senin (20/1/2014) malam. Namun, sempat ditegaskan kakak ipar salah seorang terduga teroris bahwa tuduhan polisi belum terbukti.

“Saya kaget, saya tidak menyangka kalau adik ipar saya itu terlibat [terorisme], tapi semuanya masih belum terbukti, karena itu saya pasrahkan pada kepolisian saja,” kata kakak ipar terduga teroris M, yakni Latifah, di lokasi kejadian, Selasa dini hari.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, Mayoritas Analis Rekomendasi Beli Saham BBRI

Ibu seorang anak itu menceritakan adik iparnya yang berinisial M semula tinggal bersama ayahandanya. Tetapi, karena sang ayah sakit-sakitan, maka sang ayah dirawat keluarga lain dan M ikut dirinya sehingga isi rumahnya ada empat orang, yakni dirinya, suami, anak, dan M.

“Saya benar-benar tidak tahu kalau ada bom di dalam rumah, karena M memang anak pendiam yang jarang berkomunikasi dengan tetangga. Saya sendiri jarang bertemu, karena saya berangkat kerja pukul 05.00 WIB-06.00 WIB dan M tidak ada di rumah kalau saya datang,” katanya.

Ia hanya mengetahui M terkadang keluar dengan memakai kopiah seperti orang mau mengaji. “Saya enggak menduga macam-macam, karena dia memang sempat mondok, tapi saya enggak tahu pondoknya apa dan di mana,” katanya.

M, menurut dia juga pernah berjualan telur puyuh dan roti lapis yang dititipkan kepada pengelola beberapa warung. “Saya juga tidak tahu, apakah kegiatan itu masih jalan atau bagaimana,” akunya.

Tim Densus 88/Antiteror dan Polda Jatim mengintai dua terduga teroris sejak Minggu (19/1/2014) malam dan akhirnya menangkap ke-2-nya di sekitaran SPBU Kedungcowek, Surabaya, Senin pukul 19.00 WIB. Setelah 2 terduga teroris berinisial R dan M itu digerebek, maka penggeledahan pun dilakukan di rumah M di Jl. Tanah Merah Sayur I itu hingga ditemukan sejumlah rangkaian bom yang berbentuk switching dan tabung.

Tabung itu memiliki panjang sekitar 30 cm, berdiameter 5 cm, berisi paku, dan rangkaian itu menggunakan timer. Selain benda yang disebut polisi sebagai bom, anggota Densus 88 juga disenut-sebut menyota buku-buku dan bendera warna hitam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya