SOLOPOS.COM - Warga Kota Sorong, Papua Barat mengerumuni jasad perempuan yang dibakar hidup-hidup karena dituduh bagian dari komplotan penculikan anak. (Istimewa)

Solopos.com, SORONG – Seorang pria berinisial FT yang diduga menjadi pelaku utama pembakaran perempuan di Kota Sorong, Selasa (24/1/2023) pagi, ditangkap aparat Polres Sorong Kota, Papua Barat.

Tersangka FT dibekuk polisi di salah satu rumah kerabatnya, Rabu (25/1/2023).

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Dalam video yang beredar di media sosial, saat ditangkap FT tidak melakukan perlawanan.

Tangannya diborgol dan dibawa sejumlah polisi berpakaian preman ke Mapolres Sorong Kota.

Polisi masih memburu beberapa orang lainnya yang diduga terlibat langsung dalam pembakaran tiga orang yang dituding sebagai komplotan penculikan anak.

Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwin meminta masyarakat tidak main hakim sendiri.

“Iya benar, telah terjadi pengeroyokan dan pembakaran terhadap seorang wanita. Info awal setelah saya konfirmasi ke Kapolresta Sorong Kota Kombes Pol. Happy Perdana Yudianto,” kata Kombes Adam Erwin seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Pembakaran tiga orang yang dituding komplotan penculik anak berlokasi di kompleks Kokoda Kilometer 8 Kelurahan Klasabi Distrik Sorong Manoi, Kota Sorong.

Satu korban meninggal dunia karena mengalami luka bakar lebih dari 90 persen sementara dua lainnya masih dirawat di rumah sakit.

“Info awal korban diduga pelaku penculikan anak oleh masyarakat Kokoda, sehingga korban diamuk masa. Korban sempat diamankan Bhabinkamtibmas karena jumlah masa yang terlalu banyak, bahkan salah satu masa menyiramkan bensin dan membakar korban” jelas Kabid Humas.

Untuk penyebab kejadian benar tidaknya korban adalah pelaku penculikan anak, Kapolresta Sorong Kota masih mendalami dan juga akan melakukan proses hukum terhadap pelaku yang main hakim sendiri.

“Imbauan kepada masyarakat Papua Barat jangan termakan isu penculikan anak, bila benar terjadi penculikan agar melapor kepada pihak kepolisian,” lanjut dia.

Mantan Kapolres Manokwari itu mengingatkan kepada warga, ada konsekuensi yang akan ditanggung jika warga main hakim sendiri bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang.

“Bila terjadi kejadian seperti ini akan ada konsekuensi hukum sendiri kepada massa yang membakar korban tersebut, semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi” tandas dia.

Beredar di Medsos

Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan perempuan dibakar hidup-hidup beredar luas di media sosial.

Narasi yang berkembang perempuan yang dibakar hidup-hidup itu bagian dari komplotan penculik anak.

Ada empat penculik anak yang ditangkap namun tiga di antaranya lolos. Satu terduga pelaku yang berjenis kelamin perempuan ditangkap warga.

Informasi lain menyebutkan, perempuan tersebut merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Lokasi tindakan sadis massa itu berada di Jalan Basuki Rahmat Kompleks Kokoda Km 8, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (24/1/2023) sekitar pukul 06.00 WIT.

Setidaknya ada empat video yang beredar yang memperlihatkan kronologi tindakan sadis massa tersebut.

Video pertama memperlihatkan seorang perempuan berpakaian putih loreng hitam yang sedang dipegang seorang polisi.

Di sekelillingnya ratusan orang mengepung dan berteriak-teriak ‘bakar, bakar’.

Meski sudah dilindungi polisi, perempuan itu tidak luput dari pukulan dan tendangan orang-orang yang mengelilinginya.

Polisi yang seorang diri itu akhirnya kewalahan karena orang di sekelilingnya mulai beringas.



Tiba-tiba ada seorang warga yang menyiramkan bahan bakar minyak ke tubuh perempuan malang tersebut.

Polisi yang awalnya memegang perempuan yang belum diketahui identitasnya itu pun menjauh.

Seorang warga lainnya menyulutkan api hingga dalam sekejap terjadi kobaran besar api.

Potongan video lainnya memperlihatkan perempuan yang dibakar sudah meninggal dalam kobaran api.

Tiba-tiba seorang siswi SMA berjilbab datang sembari menangis histeris.

Belum diketahui apakah ada hubungan antara siswi tersebut dengan perempuan malang yang dibakar hidup-hidup tersebut.

Siswi itu terus menangis dan meminta massa tidak bertindak kejam.

“Jangan begitu, jangan begitu,” teriaknya terus menerus.

Setelah siswi itu menangis, beberapa orang mendekat dan berusaha memadamkan api yang menghanguskan perempuan malang yang disangka penculik anak tersebut.

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari kepolisian tentang peristiwa main hakim warga di Sorong, Papua Barat itu.

Kabid Humas Polda Papua Barat AKBP Adam Erwin mengatakan pihaknya masih menunggu laporan dari Polres Sorong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya