SOLOPOS.COM - Warga Kota Sorong, Papua Barat mengerumuni jasad perempuan yang dibakar hidup-hidup karena dituduh bagian dari komplotan penculikan anak. (Istimewa)

Solopos.com, SORONG – Seorang perempuan di Kota Sorong, Papua Barat meninggal dengan tragis karena dibakar hidup-hidup oleh massa, Selasa (24/1/2023) pagi.

Ia dituduh menjadi bagian dari komplotan penculikan anak. Namun tuduhan itu belum bisa dibuktikan karena korban telanjur meninggal dunia.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kejadian miris pada Selasa sekitar pukul 06.30 WIT itu membuat prihatin Pemerintah Kota Sorong.

Pemkot Soron memberikan santunan dan membebaskan biaya perawatan korban yang dibakar massa di Kilometer 8 Kelurahan Klasabi, Kota Sorong itu.

Penjabat Wali Kota Sorong George Yarangga saat memimpin rapat koordinasi keamanan di Kota Sorong, Selasa, mengatakan akibat kejadian tersebut satu orang meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka bakar.

“Pemerintah Kota turut berdukacita. Kami akan memberikan bantuan kepada ketiga korban, Sekda beserta OPD terkait segera cek korban di rumah sakit dan bebaskan biaya pengobatan mereka,” kata George Yarangga seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Wali Kota juga mengimbau agar masyarakat tidak main hakim sendiri jika menerima informasi yang tidak valid kebenarannya.

Kepala Kepolisian Resor Kota Sorong Kombes Pol Happy Perdana Yudianto menyebut akibat kejadian itu kepolisian akan melakukan tindakan hukum bagi para pelaku pembakaran.

“Nama-nama pelaku sudah ada, tiga orang sedang dalam pengejaran. Fokus kami pada pelaku penyiraman dan pematik api,” ujar Happy.

Ia menduga kejadian itu berawal dari informasi bohong yang beredar di media sosial soal isu penculikan anak.

“Akhir-akhir ini banyak isu penculikan anak. Kami sudah melakukan pengecekan, ternyata isu itu tidak benar. Sampai saat ini belum ada laporan penculikan anak di wilayah Kota Sorong,” kata Kapolresta Sorong.

Kepolisian berharap agar masyarakat tetap waspada namun tidak perlu khawatir berlebihan, sebab jajaran Polresta Sorong rutin melaksanakan patroli di sekolah dan di lingkungan pemukiman warga.

Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan perempuan dibakar hidup-hidup beredar luas di media sosial.

Narasi yang berkembang perempuan yang dibakar hidup-hidup itu bagian dari komplotan penculik anak.

Ada empat penculik anak yang ditangkap namun tiga di antaranya lolos. Satu terduga pelaku yang berjenis kelamin perempuan ditangkap warga.

Informasi lain menyebutkan, perempuan tersebut merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Lokasi tindakan sadis massa itu berada di Jalan Basuki Rahmat Kompleks Kokoda Km 8, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (24/1/2023) sekitar pukul 06.00 WIT.

Setidaknya ada empat video yang beredar yang memperlihatkan kronologi tindakan sadis massa tersebut.

Video pertama memperlihatkan seorang perempuan berpakaian putih loreng hitam yang sedang dipegang seorang polisi.

Di sekelillingnya ratusan orang mengepung dan berteriak-teriak ‘bakar, bakar’.

Meski sudah dilindungi polisi, perempuan itu tidak luput dari pukulan dan tendangan orang-orang yang mengelilinginya.

Polisi yang seorang diri itu akhirnya kewalahan karena orang di sekelilingnya mulai beringas.

Tiba-tiba ada seorang warga yang menyiramkan bahan bakar minyak ke tubuh perempuan malang tersebut.

Polisi yang awalnya memegang perempuan yang belum diketahui identitasnya itu pun menjauh.



Seorang warga lainnya menyulutkan api hingga dalam sekejap terjadi kobaran besar api.

Potongan video lainnya memperlihatkan perempuan yang dibakar sudah meninggal dalam kobaran api.

Tiba-tiba seorang siswi SMA berjilbab datang sembari menangis histeris.

Belum diketahui apakah ada hubungan antara siswi tersebut dengan perempuan malang yang dibakar hidup-hidup tersebut.

Siswi itu terus menangis dan meminta massa tidak bertindak kejam.

“Jangan begitu, jangan begitu,” teriaknya terus menerus.

Setelah siswi itu menangis, beberapa orang mendekat dan berusaha memadamkan api yang menghanguskan perempuan malang yang disangka penculik anak tersebut.

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari kepolisian tentang peristiwa main hakim warga di Sorong, Papua Barat itu.

Kabid Humas Polda Papua Barat AKBP Adam Erwin mengatakan pihaknya masih menunggu laporan dari Polres Sorong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya