SOLOPOS.COM - Kepala BKKBN Hasto Wardoyo bertemu dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, di Balai Kota Solo, Senin (8/3/2021). (Istimewa/BKKBN)

Solopos.com, SOLO -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN Hasto Wardoyo menemui Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, di Balai Kota, Senin (8/3/2021).

Salah satu hal yang dibahas adalah kebijakan wajib lapor bagi calon pengantin tiga bulan sebelum menikah. Hal itu sebagai upaya menjaga kesehatan prakonsepsi yakni mengurangi risiko anak lahir stunting atau perawakan pendek di kemudian hari. Hingga Maret 2021, Pemkot Solo mencatat ada lebih dari 1.000 anak stunting.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, meminta Pemkot Solo berusaha menekan angka itu dengan proaktif mengampanyekan program pencegahan stunting di masyarakat.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Belum Kelar, Pasar Jambangan Karanganyar Dibuka Malam Ini, Kenapa?

BKKBN akan mendata semua calon pengantin termasuk di Solo tiga bulan sebelumnya hari pernikahan. Calon pengantin perempuan kami dicek kadar hemoglobin, kemudian calon pengantin pria harus persiapan karena sperma diproduksi 75 hari sebelum pembuahan.

"Kalau ingin anaknya tidak stunting, ya persiapan 90 hari sebelumnya untuk perempuan dan 75 hari untuk pria,” kata Kepala BKKBN tersebut kepada wartawan seusai bertemu Gibran di Solo.

Hasto mengatakan agar memiliki sperma yang kuat, pria wajib menjaga kesehatan dalam 75 hari sebelum menikah. Menurutnya, hampir 50 persen kasus stunting tercipta dari kehamilan.

Baca Juga: Angin Kencang, Pohon Asam Tumbang Timpa Puluhan Makam Di Joho Sukoharjo

Aplikasi

Sistem dan aplikasi melapor bagi calon pengantin itu sudah disusun. Pembiayaan bersumber dari BKKBN yang salah satunya bekerja sama dari Kementerian Agama (Kemenag). Hal itu mengingat syarat menikah adalah mencantumkan surat sehat dari Puskesmas.

Data dari Puskesmas itu diteruskan ke BKKBN, sehingga BKKBN bisa memberi saran apakah calon pengantin itu sudah siap menikah dan sudah siap hamil atau sebaliknya. Kepala BKKBN itu berharap Pemkot Solo di bawah kepemimpinan Gibran mendukung program itu.

"Nanti kami sampaikan sarannya juga, tutorialnya disampaikan via aplikasi itu sehingga calon pengantin bisa sehat, bayinya ke depan juga sehat. Kami susun telemedicine juga sehingga lebih praktis,” jelasnya.

Baca Juga: Mendadak Pingsan Saat Hendak Divaksin, Warga Lansia Sukoharjo Meninggal 

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Solo, Purwanti, mengatakan model pendampingan guna mendukung program itu adalah menyiapkan calon pengantin agar sehat lahir dan batin.

“Kami dampingi agar siap hamil secara medis, psikologis, dan reproduksi kami siapkan. Selambat-lambatnya tiga bulan sebelum menikah harus kami dampingi. Kalau ternyata kesehatannya kurang, kami dampingi agar normal. Termasuk pengecekan deteksi kanker leher lahir atau penyakit menular seksual,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya