SOLOPOS.COM - Ilustrasi hasil urban farming. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo mendorong agar masyarakat melakukan kegiatan urban farming dengan menanam cabai dan mengalokasikan anggaran subsidi transportasi untuk komoditas pangan guna pengendalian inflasi pangan.

Laju inflasi di Kota Solo sepanjang 2022 maupun year on year atau YoY atau tahun ke tahun sebesar 7,03 persen yang terbesar disumbang sektor pangan.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan harga sehingga turut andil menyumbang inflasi di antaranya beras, telur ayam, tomat, dan cabai rawit.

Tingginya laju inflasi pangan dipengaruhi banyaknya event dan kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah besar di Kota Solo selama kuartal IV/2022. Kondisi itu mengerek harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisonal.

Guna menekan laju inflasi tersebut, TPID Kota Solo menggeber sejumlah program inovasi pada tahun lalu. Salah satunya gerakan urban farming yang dilakukan masyarakat dengan mengoptimalkan halaman pekarangan atau sisa tanah di sekitar rumah.

“Solo bukan tidak punya sumber daya alam (SDA) dan bukan produsen produk-produk pertanian karena tidak ada lahan pertanian. Yang perlu digarisbawahi adalah mendorong kemandirian pangan dengan melaksanakan gerakan urban farming di sekitar rumahnya masing-masing. Bisa menanam cabai, sayuran dan lain-lain untuk menekan inflasi pangan,” kata Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Solo, Arif Handoko, saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (20/1/2023).

Selain itu, TPID Kota Solo juga Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Solo menambah jumlah kegiatan pasar murah yang menjual sembako pada 2023.

Pada tahun lalu, anggaran penyelenggaraan pasar murah di lima kecamatan mencapai Rp1,6 miliar. Anggaran tersebut berasal dari dana alokasi umum (DAU) dan dana bagi hasil (DBH). Pasar murah sembako digelar guna menekan laju inflasi, utamanya pangan.

Arif menyampaikan pengendalian inflasi pangan membutuhkan anggaran subsidi transportasi unutuk komoditas  pangan.

“Jadi perlu koordinasi juga dengan TPID se-Soloraya untuk menekan inflasi pangan. Mudah-mudahan, laju inflasi di Solo turun secara perlahan-lahan pada awal kuartal I/2023,” papar dia.

Sebelumnya, penguatan sinergi antara TPID di Soloraya dengan Bank Indonesia Solo dengan meluncurkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) pada 2022.

Penguatan GNPIP dilakukan dalam bentuk penguatan digital farming dan modern farming guna mendukung agroindustry yang berkelanjutan.

Kemudian, program ketahanan pangan juga digeber menjelang akhir 2022. BI Solo membagikan puluhan ribu bibit cabai untuk masyarakat Soloraya.

Misalnya, anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), kelompok wanita tani (KWT) dan aparatur sipil negara (ASN) di Soloraya.

Masyarakat didorong menanam cabai di halaman rumah dan bisa memanen sewaktu-waktu.

“Selama ini, cabai berandil terhadap laju inflasi di Kota Solo. Pembagian bibit tanaman cabai untuk menekan inflasi. Bibit tanaman cabai bisa ditanam di pekarangan rumah. Ini bagian dari membiasakan masyarakat menanam cabai untuk kebutuhan sendiri sehingga bisa mengurangi permintaan di pasaran,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, saat berbincang dengan wartawan, belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya