SOLOPOS.COM - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI Ricky Soebagdja saat berangkat menuju Prancis bersama tim bulu tangkis Indonesia pada Rabu (28/2/2024). (ANTARA/HO/PP PBSI)

Solopos.com, PARIS — Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Ricky Soebagdja kecewa dengan performa atlet bulu tangkis Indonesia yang tampil di turnamen BWF Super 750 French Open 2024.

Pasalnya, dari 13 wakil yang diturunkan pada turnamen pengumpulan poin kualifikasi Olimpiade 2024 Paris ini, hanya ada dua wakil bisa melaju ke babak perempat final.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Saya sangat kecewa dengan beberapa pemain karena dengan persiapan yang baik tapi penampilannya tidak maksimal. Semestinya ini tidak terjadi,” kata Ricky, dikutip Solopos.com dari Antara, Jumat (8/3/2024).

Menurut Ricky, kendala yang paling jelas terlihat adalah daya juang di lapangan yang ia nilai kurang.

“Jiwa tidak mau kalah, jatuh bangun di lapangan tidak diperlihatkan. Padahal itu yang kami harapkan karena secara persiapan sudah maksimal,” ujar dia.

Peraih medali emas Olimpiade 1996 Atlanta itu menambahkan, secara teknis, para pebulu tangkis Indonesia memiliki kemampuan yang mumpuni untuk bersaing dengan para wakil dari negara-negara lainnya.

Ia memberi contoh pada ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Bagas Maulana/Muhammad Shoibul Fikri.

Dua wakil yang tersingkir dari French Open 2024 itu belum mengeluarkan kemampuan terbaik mereka.

“Kemampuannya belum keluar semua, main juga belum capek, harusnya mereka bisa memberikan performa yang lebih baik,” ujarnya.

Ia berharap, atlet dan pelatih harus bisa saling memberikan dukungan dan masukan agar dapat menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di arena pertandingan, mulai dari faktor teknis maupun nonteknis.

Yang paling penting, kata dia, adalah komitmen dan fokus mereka untuk mengejar poin dan prestasi.

Ricky ingin adanya keterbukaan dari atlet dan pelatih tentang apa yang menjadi hambatan mereka untuk memberikan penampilan terbaik di setiap turnamen.

“Saya ingin keterbukaan. Jadi apa yang menjadi kurang bisa disampaikan ke tim pendukung untuk di-support, baik ke atlet ataupun pelatih. Dengan waktu yang sempit menuju All England (pada 12-17 Maret), saya harap semua bisa memperbaiki lagi penampilannya,” ujarnya.

Sementara itu, Indonesia hanya memiliki dua wakil tersisa untuk berlaga di babak delapan besar French Open 2024.

Ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto bakal berhadapan dengan ganda putra Taiwan Lee Jhe-Huei/Yang Po-Hsuan, sedangkan tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo akan bertemu dengan wakil Denmark Anders Antonsen.

PR Panjang

Sementara Pelatih bulu tangkis ganda putra Indonesia, Aryono Miranat, mengaku punya pekerjaan rumah yang panjang setelah Leo Roly Carnando/Daniel Marthin dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri tersingkir pada babak pertama French Open 2024, Rabu (6/3/2024) kemarin.

Kedua pasangan Indonesia itu ditaklukkan pasangan China Taipei dalam laga di Arena Porte De La Chapelle Paris, Prancis.

Pada babak 32 besar itu, Leo/Daniel ditaklukkan Lu Ching Yao/Yang Po Han dengan 14-21, 15-21.

Sementara Bagas/Fikri juga kalah dua gim langsung dari pasangan China Taipei Lee Jhe-Huei/Yang Po-Hsuan 11-21, 17-21.

Aryono mengatakan untuk Leo/Daniel, kekalahan itu masih menjadi pekerjaan rumah panjang bagi juara Indonesia Masters tersebut yang belum pernah menang sama sekali melawan Lu/Yang dari empat pertemuan.

Aryono menyebut dirinya dan Leo/Daniel sudah menganalisis bagaimana permainan Lu/Yang melalui video.

Namun ia mengatakan segala persiapan yang telah dilakukan masih belum tereksekusi dengan baik di lapangan.

“Untuk Leo/Daniel memang masih menjadi pekerjaan rumah bagaimana untuk mengalahkan Lu Ching Yao/Yang Po Han. Saya sudah diskusi dengan Leo/Daniel dan mereka penasaran juga kenapa belum bisa menembus,” kata Aryono seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Kamis (7/3/2024).

Menurutnya, lawan Leo/Daniel mempunyai kecepatan dan kekuatan yang menonjol.



Untuk Bagas/Fikri, Aryono menilai pasangan nomor sembilan dunianya itu tak bisa meladeni permainan Lee/Yang karena terus kesulitan keluar dari tekanan.

“Bagas/Fikri hari ini selalu berada di dalam tekanan, kurang bisa mengantisipasi kecepatan lawan. Terlalu pelan mainnya. Di gim kedua polanya coba diubah dan sudah benar tapi penyelesaian akhirnya kurang baik, beberapa kali harusnya ada kesempatan mendapat poin malah melakukan kesalahan sendiri,” jelas mantan pebulu tangkis Indonesia era 1990-an itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya