SOLOPOS.COM - Ilustrasi kasus stunting. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Upaya mengurangi kasus stunting di Kota Solo terus dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan melibatkan satuan pendidikan anak usia dini (PAUD), organisasi perangkat daerah (OPD), dan media massa.

Hal itu dilakukan untuk mengejar target penurunan stunting pada 2022 dan nol kasus stunting pada 2024 sesuai komitmen Pemkot Solo. Program cegah stunting maupun penanganan stunting makin serius digarap demi mempercepat penurunan stunting.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Data yang dihimpun Solopos.com pada Rembug Stunting tingkat Kota Bersama Camat dan Lurah se-Kota Solo, beberapa waktu lalu, menyebutkan 1,87% bayi atau setara 494 bayi di Kota Solo menderita stunting pada 2022.

Angka itu turun bila dibandingkan data tahun 2020 yang sebanyak 1.050 kasus stunting dan 570 kasus stunting pada tahun 2021. Upaya menurunkan angka kasus stunting diperkuat Peraturan Wali Kota Solo (Perwali) Nomor 19.1 Tahun 2022.

Perwali itu mengatur Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) pada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini. Perwali yang ditetapkan pada 1 Agustus 2022 itu menguatkan komitmen agar tidak ada lagi kasus stunting di Kota Bengawan pada 2024.

Baca Juga: Wah, Gibran Bagikan Ratusan Sepeda Ke Ibu-Ibu Di Monjari Solo, Apa Apa?

“Upaya mempercepat penurunan stunting adalah salah satu komitmen yang diamanahkan di Perwali PAUD HI. Ada skemanya,” kata Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan PAUD Dinas Pendidikan Kota Solo, Galuh Murya Widawati, saat ditemui Solopos.com di sela acara Sosialisasi dan Advokasi Kebijakan Pemda Terkait Penyelenggaraan PAUD HI di Solo, Rabu (7/9/2022).

Kemitraan

Galuh menjelaskan satuan PAUD terlibat karena dalam penyelenggaraan PAUD HI ada layanan esensial dan sangat dibutuhkan serta harus diberikan kepada anak usia dini, yaitu gizi dan kesehatan. Perlu ada kemitraan antara satuan PAUD dengan organisasi perangkat daerah (OPD) dalam memaksimalkan layanan esensial itu.

“Dalam PAUD HI, layanan esensial ini benar-benar harus diterapkan di PAUD. Karena, 1.000 hari pertama usia anak itu harus diintervensi gizinya. Itu harus dikuatkan. Oleh karena itu perlu ada kemitraan dengan OPD lain untuk memaksimalkan layanan esensial itu [gizi dan kesehatan]. Bila layanan esensial terpenuhi semuanya, maka upaya menekan angka stunting di Kota Solo bisa dipercepat,” jelas Galuh.

Baca Juga: Curhat Ibu Hamil Kota Solo Khawatir Stunting, Ada Yang Pernah Pingsan

Praktiknya bisa dilakukan dalam bentuk pemberian makanan tambahan minimal satu bulan sekali. Pengelolaannya bisa diatur melalui orang tua maupun sekolah.

Galuh menjelaskan kasus stunting tidak hanya terjadi pada anak-anak dari keluarga kalangan ekonomi menengah ke bawah, tapi juga menengah ke atas. Penyebabnya, orang tua tidak memberikan makanan yang dibutuhkan anak, tetapi karena makanan itu disenangi.

Kebiasaan mengonsumsi junk food, menurut Galuh, juga menjadi salah satu faktor penyebab stunting. Junk food kebanyakan merupakan makanan cepat saji yang di dalamnya mengandung karbohidrat, gula, lemak, dan garam.

Baca Juga: Waduh, 50% Keluarga di Gilingan Solo Berisiko Stunting, Kenapa Ya?

Inovasi Gizi

Keterlibatan OPD lain dalam upaya menurunkan angka kasus stunting di Kota Solo, misalnya Dinas Kesehatan atau institusi pendidikan di bidang kesehatan berperan memberikan inovasi soal gizi dan makanan untuk anak usia dini. Sementara media massa berperan menyebarluaskan informasi tentang PAUD HI pada satuan PAUD, sekaligus mengedukasi masyarakat.

Pentingnya kemitraan atau kerja sama antara satuan PAUD dan OPD lain juga diungkapkan Ketua Himpaudi Solo, Ysta Nofeca. Pencegahan stunting, menurut Ysta yang juga Kepala TPA IT Baiti Jannati, Mojosongo, bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pola kerja samanya.

Tak hanya dengan pemberian makanan tambahan bergizi, tapi juga bisa dilakukan dengan sharing sessions, diskusi atau semacam seminar sebagai bentuk edukasi kepada orang tua. Ia juga berharap Perwali tentang Pengembangan PAUD HI semakin memperkuat dukungan semua pihak dalam penanganan stunting.

Baca Juga: Pemkot Solo Targetkan Nol Kasus Stunting pada 2024, Begini Caranya

“Satuan PAUD bermitra dengan puskesmas untuk memantau kondisi anak didik. Bukan hanya menimbang berat badan anak, tapi juga memantau deteksi dini tumbuh kembangnya,” kata Ysta kepada Solopos.com, Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya