SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah sakit. (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SOLO — Kunjungan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Solo ke RS (rumah sakit) di Solo turun hingga 40 persen. Hal itu dipicu khawatir bakal terpapar virus corona jika datang ke RS.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Solo, Rahmad Asri Ritonga, mengatakan sejumlah RS di Solo dan sekitarnya banyak yang merawat pasien positif Covid-19, pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang dalam pengawasan (ODP).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

RS tersebut adalah mitra BPJS Kesehatan di tingkat fasilitas rujukan tingkat lanjutan (FKTRL). Fakta itu membuat banyak peserta rawat jalan memilih mengurungkan niat mereka periksa ke RS.

Siap-Siap, Kolam Renang Tirtomoyo dan Jebres Solo Segera Dibuka!

“Orang akan berpikir dua kali untuk pergi ke RS. Akhirnya ada yang mengakses konsultasi di faskes tingkat pertama atau memilih menunda konsultasi,” jelas dia kepada wartawan, akhir Juni 2020.

Penurunan jumlah kunjungan peserta BPJS rawat jalan tersebut bervariasi di masing-masing RS di Solo. Ada yang pasiennya turun 20%, ada pula yang 40%. Penurunan jumlah kunjungan paling terlihat di RS yang memiliki layanan hemodialisa dan penyakit kronis atau degeneratif.

Untuk mempermudah pasien agar tak perlu datang setiap pekan ke RS, BPJS Kesehatan memberi kemudahan. Di antaranya dengan memberi kesempatan pasien mendapatkan obat dalam jumlah lebih banyak.

Sepeda Bakal Kena Pajak? Ini Penjelasan Kemenhub

Pasien bisa Dapat Resep untuk 2-3 Bulan

Sebagai contoh, pasien rawat jalan datang sekali, dokter akan memberikan resep obat untuk 2-3 bulan ke depan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko pasien terkena Covid-19 jika berada di RS, termasuk RS di Solo.

Skema ini memungkinkan diterapkan pada pasien yang tidak bisa lepas dari obat, seperti pasien diabetes dan jantung.

“Kami upayakan mereka yang punya penyakit kronis ini agar tak bolak balik ke RS. Namun demikian, ini tergantung analisis dokternya apakah pasien bisa diberikan kemudahan tersebut. Jika dirasa belum stabil berarti mau tidak mau harus kontrol,” papar dia.

Terduga Pembakar Mobil Via Vallen Sudah Ditangkap Polisi

Sementara itu, Pejabat Humas BPJS Kesehatan Solo, Siska, menambahkan persentase kepesertaan masyarakat di wilayahnya mencapai 78,28%. Angka ini dengan persentase tertinggi di Kota Solo yang mencapai 94,01%.

Angka kepesertaan BPJS Kesehatan tertinggi selanjutnya adalah Sukoharjo 82,47%, Karanganyar 79,68%, Wonogiri 72,009%, dan Sragen 70,96%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya