SOLOPOS.COM - SMAN 2 Sukoharjo (Istimewa/kemdikbud.go.id)

Solopos.com, SOLO — Selain Pasar Kliwon, wilayah Kecamtan Laweyan, Solo, hingga kini juga belum memiliki SMA negeri. Akibatnya, para calon siswa SMA harus mencari sekolah negeri di luar kota, salah satunya ke SMAN 2 Sukoharjo, saat PPDB dengan sistem zonasi diterapkan.

Camat Laweyan Endang Sabar Widiasih mengatakan posisi beberapa kelurahan seperti Kelurahan Karangasem dan Kelurahan Jajar berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukoharjo. Sementara saat ini belum ada SMA negeri di Kecamatan Laweyan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Berangkat dari kondisi tersebut, Endang mengatakan ada warga Kecamatan Laweyan khususnya lulusan SMP di daerah Kecamatan Laweyan yang akhirnya bersekolah di luar Solo. Salah satu SMA negeri terdekat yakni SMAN 2 Sukoharjo yang berlokasi di Mendungan, Pabelan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.

“Karena Laweyan perbatasan ya, jadi mungkin lebih dekat malah ke SMA luar kota. Seperti Kelurahan Karangasem, Jajar, lebih dekat ke SMAN 2 Sukoharjo,” tutur Endang saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (14/6/2022).

Kondisi tersebut sama dengan Kelurahan Semanggi dan Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan Laweyan dan Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, sama-sama tidak memiliki SMA negeri yang berlokasi di sana.

Baca Juga: Tak Hanya Pasar Kliwon, Laweyan Solo Juga Tak Punya SMA Negeri, Tapi…

Selain karena letak geografis wilayah kecamatannya, Endang mengatakan masyarakat Laweyan yang notabene di bawah wilayah administratif Kota Solo sebenarnya ingin bersekolah negeri di Kota Bengawan. Endang mengistilahkan masyarakat masih mempunyai gengsi saat menentukan sekolah negeri yang menjadi pilihannya.

Keterbatasan Lahan

“Tapi mereka kan lebih pengin SMA yang ada di Solo. Jadi mungkin istilahnya orang Solo kok sekolahnya di Sukoharjo, kelihatannya kan mungkin gengsi gitu ya,” jelasnya.

Sejauh ini masyarakat masih memprioritaskan agar bisa bersekolah di satuan pendidikan negeri di Solo. Baru lah setelah itu mereka mendaftar ke satuan pendidikan di luar Solo bila mereka dinyatakan tidak diterima.

Baca Juga: Tak Ada SMA Negeri, Calon Siswa Dari Pasar Kliwon Solo Daftar Ke Mana?

“Kalau dari warga mereka tetap kebanyakan cari sekolah negeri di Solo. Mereka fokus dulu cari sekolah di Solo. Kalau sudah tidak bisa atau mepet baru keluar [Solo]. Merambatnya paling ya di mana ya, perbatasan dekat UMS itu apa? Ya SMAN 2 Sukoharjo itu,” jelasnya.

Selaras dengan tujuan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi yang diatur dalam Permendikbud, zonasi bertujuan meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas tanpa diskriminasi. Endang berharap pemerataan akses bagi siswa di Kecamatan Laweyan, Solo, juga sebaiknya didukung dengan adanya minimal satu SMA negeri.

Meskipun memang ada keterbatasan lahan di sana. “Harapan saya ya di Laweyan ada satu SMA negeri, tapi lagi-lagi ada keterbatasan lahan. Untuk pemerataan anak-anak kami yang mau lanjut SMA negeri ya ditambah zonasinya [SMA negeri yang dapat dijangkau warga Laweyan],” imbuhnya.

Baca Juga: Kadisdik Solo: Tak Hanya Pasar Kliwon, Laweyan Juga Butuh SMA Negeri

Hal itu, menurutnya, juga menjadi bentuk solusi yang akomodatif mengingat banyaknya SMP negeri di Laweyan. Endang menyebutkan ada beberapa SMP negeri di Laweyan.

SMK Negeri

“Banyak, SMPN 2 Solo, SMPN 3, SMPN 9, SMPN 24, SMPN 25, SMPN 15, SMPN 12, SMPN 27 Solo. Kalau SMP banyak. SMA-nya kami yang memang enggak punya,” jelasnya.

Sementara itu, Wakasek Bidang Kurikulum SMPN 24 Solo, Ngarsiyat saat ditemui Solopos.com, Selasa, di sekolah mengatakan pada tahun pelajaran sebelumnya. Banyak siswa lulusan SMPN 24 Solo masuk ke SMK negeri juga. Jumlahnya hampir seimbang.

Baca Juga: Zonasi PPDB, Hanya 2 SMAN di Solo Yang Tak Menerima Siswa Luar Kota

“Ya 50 persen lebih bisa. Memang anak-anak kebetulan mayoritas ke SMK negeri ya. Tapi untuk yang tahun ini belum tahu, cuma anak-anak banyak yang minatnya ke SMK,” jelasnya.

Seperti yang diungkapkan Endang, Ngarsiyat juga mengungkapkan banyak alumninya yang masuk di SMAN 2 Sukoharjo. Hal itu juga disebabkan banyak siswa SMPN 24 Solo yang berasal dari perbatasan atau daerah perbatasan Kecamatan Laweyan bahkan Kabupaten Sukoharjo.

“Kebetulan juga anak-anak banyak yang dari wilayah Sukoharjo dan SMP negerinya [di Laweyan] banyak. Di SMAN 2 Sukoharjo itu juga banyak anak-anak kita yang ke situ karena memang ya itu jadi persoalan wilayah memang untuk sini [Laweyan] memang SMP-nya yang banyak,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya