SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (JIBI/Solopos/Antara/Roni)

Tagar Jokowi bohong sempat merebak di media sosial Twitter untuk beberapa waktu.

Solopos.com, JAKARTA — Tanda pagar (tagar) #JokowiBohong, digaungkan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Andi Aulia Rahman melalui akun Twitter-nya, @andauliar. Hal tersebut terkait dengan rasa kecewa Andi terhadap Presiden Joko Widodo.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Menurut Andi, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan memberi janji kepada para mahasiswa bahwa mereka dapat bertemu dengan Presiden Jokowi, Senin (25/5/2015). Sayang, berdasarkan sudut pandang Andi, janji tersebut tidak dapat dipenuhi pihak istana.

Andi menggunakan tagar #JokowiBohong pada Minggu (24/5/2015) malam. Melalui akun Twitter-nya, ia berkicau kronologi saat mereka berdemo dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Kamis (21/5/2015).

“Saat #Aksi21Mei, saya dan 49 perwakilan masing-masing kampus masuk menemui Bapak Luhut Panjaitan untuk menyampaikan tuntutan kami bertemu dengan Jokowi,” tulis Andi sebagaimana dikutip Okezone, Minggu.

“Kami, perwakilan mahasiswa saat itu, tetap mendesak untuk bertemu Jokowi, di waktu apa pun, bahkan tengah malam sekalipun. #JokowiBohong,” lanjut Andi.

“Karena terdesak, akhirnya Mensesneg menelfon Presiden. Berkali-kali tidak tersambung, namun setelah 20 menit akhirnya ada kejelasan. #JokowiBohong,” tulis Andi.

“Singkat cerita, akhirnya mahasiswa sepakat menerima tawaran dialog terbuka dengan Presiden Senin 25 Mei pukul 08.00 WIB live di TV nasional. #JokowiBohong,” tulis Andi.

#JokowiBohong akhirnya benar-benar kejadian. Sabtu malam kemarin, Presiden melalui Mensesneg membatalkan agenda pertemuan besok dengan sepihak,” lanjut Andi.

Sebelumnya, selain #JokowiBohong, sejumlah gambar sindiran (meme) juga tampak menghiasi timeline Twitter. Salah satu gambar seolah menjelaskan aksi tagar #JokowiBohong menjadi trending sosmed adalah ide Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI), Ahmad Khairudin.

Sementara itu, hari ini, Senin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno berpendapat pihak Istana Negara tidak bisa mengagendakan lagi pertemuan antara mahasiswa dan Presiden Jokowi lantaran sudah digelar jamuan makan malam, Senin (18/5/2015) lalu.

“Pertemuan dengan mahasiswa tidak mungkin dijadwalkan, karena dengan BEM minggu lalu dengan Presiden (sudah bertemu). Tetapi mereka hadir di istana tanggal 21 Mei, mereka ingin diterima Presiden, tetapi jadwal Presiden sangat padat, sehingga hari ini tidak bisa diagendakan,” ujar Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin.

Menurut Pratikno yang merupakan mantan Rektor UGM tersebut, meski mahasiswa tidak dapat bertemu dengan Presiden Jokowi, aspirasi mereka terutama soal subsidi bahan bakar minyak (BBM) sudah disampaikan pihak Pratikno.

“Sudah kami sampaikan. Pak Luhut dan Andi sudah sampaikan. Saya juga concern mahasiswa mengenai subsidi BBM dan lain-lain sudah disampaikan. Artinya, itu hal-hal yang sudah dilaksanakan oleh Presiden. Presiden sudah menggarisbawahi bahwa semangat kebijakan BBM adalah untuk mengalihkan ke hal-hal produktif, dan justru masyarakat bawah yang lebih merasakan manfaatnya,” jelas Pratikno.

“Inilah justru Presiden mengajak mahasiswa untuk mengawal kebijakan prorakyat,” lanjut Pratikno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya