Bola
Kamis, 10 Oktober 2019 - 21:46 WIB

Suporter Persis Solo Rasis, Sesepuh Pasoepati Berang

Ivan Andimuhtarom  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mayor Haristanto (istimewa)

Solopos.com, SOLO - Aksi kurang pantas yang dilakukan suporter Persis Solo mencoreng kemenangan Laskar Sambernyawa atas PSBS Biak pada laga Liga 2 Indonesia 2019 di Stadion Wilis, Rabu (9/10/2019). Sebagian suporter tersebut meneriakkan kata-kata rasis kepada para pemain asal Papua.

Hal itu sontak menuai kecaman dari tim PSBS Biak. Asisten Pelatih PSBS, Melkias Yarangga, dalam jumpa pers seusai laga mengungkapkan kesedihannya atas ulah suporter tersebut. Pemain PSBS, Patrias Rumere, juga menyesalkan sikap suporter yang menonton laga itu.

Advertisement

Menurutnya, pihak keamanan kurang cakap menangani masalah itu. "Waktu Persis ke Biak, mereka aman-aman saja. Kenapa di sini kami dihina? Itu saya tidak terima," tuturnya.

Sesepuh Pasoepati, Mayor Haristanto, mengutuk keras kasi aksi oknum suporter yang berlaku rasis tersebut. Menurutnya, ulah itu menunjukkan mereka adalah manusia tidak beradab. Terlebih, kasus pertikaian di Papua yang juga diduga terjadi karena faktor rasial hingga kini belum sepenuhnya tuntas.

“Mengapa mereka membawa rasisme ke stadion? Rasisme harus dijauhi. Apalagi kasus Papua belum selesai,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (10/10/2019).

Advertisement

Menurutnya, suporter yang baik seharusnya mendukung tim yang dicintai tanpa memberikan luka kepada tim lawan. Sportivitas seharusnya ditunjukkan para suporter itu. “Memanglah dengan cara sportif. Jangan ungkit soal SARA dalam sepak bola,” kata Presiden Republik Aeng-aeng tersebut.

Haristanto menilai tidak seluruh suporter seperti itu. Mereka yang melakukannya hanyalah oknum. Namun, kelompok suporter seperti Pasoepati dan Surakartans hendaknya bisa mengedukasi para penikmat sepak bola itu agar lebih bijaksana di dalam stadion.

“Saya berharap aksi semacam itu tidak lagi terulang di masa depan. Semua yang dikaitkan dengan SARA tidak akan berakhir dengan baik. Dampaknya hanya memprihatinkan. Mari Pasoepati dan Surakartans memberi edukasi kepada para oknum tersebut,” papar dia.

Advertisement

Salah satu upaya untuk menanggulangi insiden semacam itu, kata dia, antara lain adalah pengetatan aturan dan pengawasan serta ancaman denda kepada tim yang suporternya berulah. Pada beberapa kasus kekerasan di dalam stadion, PSSI telah secara tegas memberikan sanksi.

“Ya kalau suporter berulah, tim yang harus tanggung jawab karena bagaimanpun, suporter adalah bagian dari tim. Untuk kasus rasisme ini, PSSI juga semestinya bisa memberikan kebijakan yang tepat. Dan semoga ke depan, suporter Indonesia mampu menjadi suporter yang baik,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif