SOLOPOS.COM - Ilustrasi bergosip. (Healthmeup)

Solopos.com, SOLO-Dalam berinteraksi dengan banyak orang, Anda bisa jadi bertemu dengan orang yang suka nyinyir dan julid baik terhadap kehidupan Anda maupun kehidupan orang lain. Bertemu dengan orang seperti ini tentu lama-lama bikin enggak nyaman dan menguras energi.

Mereka yang suka nyinyir dan julid terhadap kehidupan orang lain ini acap membicarakan atau menjelek-jelekkan orang lain. Jika bertemu dengan orang seperti ini di entah di lingkungan pekerjaan atau tempat tinggal, tentu bikin suasana menjadi tidak nyaman.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Lalu apakah perilaku suka nyinyir dan julid ini termasuk gangguan kejiwaan? Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nyinyir artinya mengulang-ngulang perintah atau permintaan  dalam arti kata lain, cerewet. Lain lagi arti kata nyinyir berdasarkan survei dari para pengguna internet, yang artinya suka mengkritik orang lain terus-menerus secara pedas.

Baca Juga: Ironis! Pandemi Covid-19 Tidak Mengubah Kebiasaan Merokok para Perokok

Ada pula yang berpendapat bahwa nyinyir adalah sifat orang yang cerewet, banyak mulut, dan gemar bergosip. Jika diamati, nyinyir kira-kira dapat diartikan sebagai sifat seseorang yang gemar memberikan komentar negatif kepada berbagai hal yang dialami atau dimiliki oleh orang lain.

Biasanya komentar negatif itu didasari oleh rasa iri karena ketidakmampuan untuk mengalami atau memiliki hal yang ditampilkan orang lain. Biasanya aktivitas nyinyir ini paling sering terjadi di dunia maya, terutama media sosial.

Salah satu faktor yang mendasari hal itu adalah karena mereka yang suka nyinyir tidak bertatap muka langsung dengan orang yang menjadi korban.  Oleh karena itu, pelaku pun menjadi lebih “berani” untuk berkomentar pedas dan tidak menyaring apa yang keluar dari mulut atau jarinya tersebut. Lalu, apakah perilaku ini berkaitan dengan gangguan kejiwaan?

Baca Juga: Musim Hujan Telah Tiba, Ketahui Tips Mencegah Demam Berdarah Dengue

Setiap orang tentunya pernah merasa iri kepada orang lain. Iri terhadap kesuksesannya, karena ia memiliki keluarga yang utuh dan bahagia, memiliki kekayaan dan uang yang banyak, karena orang tersebut cantik atau tampan, dan banyak hal lain yang dapat menjadi alasan seseorang iri terhadap orang lain.

Adakah kaitannya dengan gangguan kejiwaan?

Mengutip laman klikdokter.com, Rabu (3/1/2021), iri adalah perasaan manusiawi yang wajar dimiliki oleh setiap manusia tapi jangan sampai hal itu membuat kita jadi suka nyinyir terhadap orang lain.  Jadi kuncinya adalah sampai di mana kita dapat mengendalikan perasaan iri tersebut. Ada orang yang menjadikan rasa iri tersebut sebagai hal positif untuk memotivasi diri.

Namun sebaliknya, ada pula orang yang malah semakin mengembangkan rasa iri hati tersebut menjadi hal-hal negatif yang sebenarnya tidak berfaedah, misalnya selalu mengkritik dan menjelek-jelekkan orang di media sosial. Akibatnya, lama-kelamaan orang tersebut hanya dipenuhi oleh hal-hal negatif dan semakin sulit untuk melihat hal-hal yang positif. Ia tidak bisa lagi turut berbahagia atas kesuksesan dan kebahagiaan orang lain. Sebaliknya, ia selalu berusaha untuk mencari hal-hal negatif dan keburukan dari orang lain.

Namun sebenarnya, nyinyir bukanlah suatu gangguan kejiwaan, melainkan murni variasi dari sifat manusia. Tapi, nyinyir bisa jadi merupakan salah satu sifat dari orang yang mengalami gangguan kejiwaan seperti gangguan kepribadian (personality disorder) atau bipolar. Jangan dibiarkan berlarut-larut.

Baca Juga: Begini Cara Menyiasati Jika Payudara Besar Sebelah

Apabila Anda termasuk orang yang mudah nyinyir, mulailah berubah dari sekarang. Jangan biarkan sifat nyinyir tersebut hinggap berlarut-larut dalam diri Anda. Bersihkan aura negatif dari dalam diri, dan masukkan semua hal positif ke dalam diri Anda.  Bersyukurlah atas segala hal yang Anda miliki, yang paling sederhana sekalipun. Berhentilah membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Daripada mengomentari orang lain, lebih baik Anda mencari kesibukan yang bersifat positif, misalnya dengan mengikuti komunitas yang sesuai hobi atau bergabung di kegiatan sosial. Aktivitas ini dapat mengalihkan pikiran negatif Anda dan tentunya membuat hidup Anda menjadi lebih bahagia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya