SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga kesehatan. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Para tenaga kesehatan atau nakes Sukoharjo kian terpukul dengan meninggalnya UB, dokter umum salah satu rumah sakit swasta yang terkonfirmasi positif Covid-19, beberapa waktu lalu.

Apalagi kematian dokter tersebut disusul sang suami yang meninggal delapan hari kemudian pada Senin (2/11/2020), juga positif Covid-19. Anak semata wayang mereka juga tertular dan positif virus SARS Cov-2.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dokter menjadi nakes ketiga asal Kabupaten Sukoharjo yang meninggal dunia terpapar Covid-19. Hal ini tak pelak mematik rasa khawatir dan keprihatinan bersama kalangan nakes.

Konfirmasi Positif Covid-19 Solo Tambah 36, Paling Banyak Dari Jebres 13 Kasus

Masih segar dari ingatan Iskandar, dokter Puskesmas Polokarto, Sukoharjo, kali terakhir menerima kabar duka dr Handry Tri H Sp Rad (K) meninggal dunia, Senin (21/9/2020) lalu. Dokter spesialis radiologi Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr R Soeharso, Pabelan, Kartasura, ini gugur setelah terpapar virus corona.

Kabar ini menyebar secara berantai melalui grup-grup Whatsapp (WA). Belum genap dua bulan sejak kasus kematian dr Handry itu, kabar duka kembali menyelimuti nakes Kabupaten Makmur. Seorang dokter umum di salah satu rumah sakit swasta Utari B gugur.

Garda Terdepan

Tragisnya, suami nakes Sukoharjo yang positif Covid-19 itu juga meninggal dunia delapan hari setelah dokter Utari. Sementara putra semata wayang pasangan suami istri (pasutri) tersebut juga terkonfirmasi positif corona.

Simulasi PTM, SMAN 3 Solo Andalkan Kamera CCTV Untuk Pantau Jaga Jarak Antarsiswa

Sebelum dua dokter tersebut, seorang perawat di salah satu rumah sakit swasta juga meninggal dunia karena positif Corona. Sehingga tiga nakes diketahui meninggal dunia terpapar Corona.

Iskandar tak memungkiri nakes yang merupakan garda terdepan dalam penanganan virus corona rentan terpapar virus tersebut. Apalagi dari hari ke hari kasus positif corona terus meningkat.

Lelah. Begitulah kondisi yang dirasakan para nakes Sukoharjo saat ini berjuang melawan Covid-19. Hampir sembilan bulan sudah nakes bergelut dengan penanganan pandemi Covid-19.

Dokter RS Swasta Sukoharjo Meninggal Positif Covid-19, 8 Hari Kemudian Suami Menyusul

"Sebagian besar nakes mulai kelelahan. Kasus Corona sampai sekarang belum menurun, apalagi aktivitas masyarakat semakin longgar," katanya ketika berbincang dengan Solopos.com, Selasa (3/11/2020).

Menjaga Pola Makan

Melonjaknya kasus Covid-19 ini membuat para nakes harus berjuang ekstra keras. Selain harus melayani pasien juga harus menjaga kondisi tubuh sendiri agar tidak terpapar Covid-19. Seperti yang ia lakukan setiap hari tak pernah absen berolahraga.

Minimal, ia berolahraga selama 30 menit dengan berjalan kaki atau jogging. Selain berolahraga nakes Sukoharjo itu juga menjaga pola makan sehat dan istirahat yang cukup agar tidak muda terpapar Covid-19.

Segera Meluncur! Video Simulasi Panduan Hajatan Dengan Protokol Kesehatan Untuk Warga Boyolali

"Nah permasalahannya banyak nakes yang kelelahan dan kurang istirahat. Saat tubuh mulai kelelahan, saat itu lah virus mudah menyerang termasuk Corona," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo ini.

IDI pun berpesan kepada seluruh dokter agar meningkatkan standar pelayanan kesehatan selama pandemi Covid-19. Ia meminta dokter agar tidak melayani pasien atau pun pengunjung yang tidak memakai masker.

Dalam hal ini, IDI Sukoharjo sudah mengeluarkan edaran agar seluruh nakes menerapkan standar pelayanan kesehatan Covid-19. Seperti mewajibkan pasien dan pengunjung memakai masker.

Garuda Buka Rute Penerbangan Solo-Denpasar Bali, Tarif Mulai Rp850.000

Screening Berlapis

"Kalau bisa screening harus berlapis. Misal sebelum masuk ruang periksa cek suhu badan pasien, tanya apakah memiliki riwayat perjalanan dan bergejala batuk, panas dan sesak napas. Lalu pasang sekat ruang periksa, dan nakes tetap menggunakan APD [alat pelindung diri] lengkap," katanya.

Iskandar berharap tidak ada lagi dokter maupun tenaga kesehatan Sukoharjo yang meninggal dunia karena terpapar corona. Juru Bicara (Jubir) Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengatakan penularan virus corona semakin berbahaya bagi pasien dengan memiliki riwayat penyakit penyerta.

Penyakit penyerta itu seperti diabetes, darah tinggi, jantung dan gagal ginjal. Kasus kematian positif corona Kabupaten Sukoharjo mayoritas karena pasien memiliki riwayat penyakit penyerta. "Hampir 90 persen kasus kematian Covid-19 karena pasien punya riwayat penyakit," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya